Peneliti di Israel Kembangkan Metode Baru Lacak Operator Drone
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 8 Juli 2020 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jerusalem - Peneliti siber di Ben Gurion University, Israel, mengembangkan sebuah metode kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk bisa secara akurat mengetahui lokasi operator drone. Metode baru berbasis analisa gerak terbang drone bisa digunakan untuk menghadang misi operasi drone yang dianggap mencurigakan dan berbahaya dekat bandara atau pangkalan udara militer.
"Pengembangan metode kecerdasan buatan yang baru juga bisa menuntun ke kemampuan deteksi level pengalaman teknis dan bahkan identitas pasti si operator drone yang dilacak," bunyi keterangan yang diberikan kampus itu, Rabu 8 Juli 2020.
Saat ini drone-drone disadari memberi risiko keamanan yang signifikan karena ketangkasannya, aksesibilitas, dan murah. Dampaknya, kebutuhan berkembang untuk pengembangan suatu metode pendeteksi dan mitigasi operasi dari drone-drone tersebut.
Teknologi yang biasa digunakan untuk melacak operator drone adalah teknik frekuensi radio. Teknik itu membutuhkan dukungan sensor-sensor yang ditanam di sekitar pangkalan udara. Namun, berlimpahnya sinyal jaringan WiFi, Bluetooth dan sinyal perangkat berbasis internet atau IoT (internet of things) di udara bisa membuat samar sinyal drone yang dilacak.
Apa yang dilakukan para peneliti di Israel adalah melatih sebuah jaringan saraf kompleks buatan untuk memprediksi lokasi operator drone hanya berdasarkan analisa gerak terbang drone, dan tidak melibatkan sensor-senor tambahan lain. "Sistem kami dapat mengidentifikasi pola pergerakan drone ketika sedang terbang, dan menggunakannya untuk mencari lokasi operator," kata mereka.
XINHUA