Sumber Gempa Yogyakarta M 5,1 Dekat Pusat Gempa Besar 1943

Senin, 13 Juli 2020 07:28 WIB

Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang Yogyakarta Senin dini hari, 13 Juli 2020, pukul 02.50 WIB. Kredit: BMKG

TEMPO.Co, Jakarta - Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 muncul Senin dini hari, 13 Juli 2020, pukul 02.50 WIB. Sumber gempa berada di laut berjarak sekitar 101 kilometer arah selatan Kulonprogo, Yogyakarta. Tidak berpotensi tsunami, guncangannya terpantau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dari Pangandaran, Jawa Barat, sampai Pacitan, Jawa Timur.

Sebelum pemutakhiran data itu, BMKG mencatat gempa tersebut bermagnitudo 5,2 berjarak 105 kilometer arah barat daya Bantul, Yogyakarta, dan berkedalaman 10 kilometer. Sumber atau episenter gempa terletak pada koordinat 8,73 LS dan 109,88 BT dengan kedalaman 46 kilometer.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis menyebutkan gempa selatan Yogyakarta itu tergolong jenis gempa dangkal. “Akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia,” ujarnya Senin.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). “Itu merupakan ciri khas gempa akibat tumbukan lempeng di zona megathrust atau gempa besar,” kata Daryono.

Guncangan gempa dilaporkan terasa di Pacitan, Purworejo, Yogyakarta, dan Wonogiri. Sementara dari peta guncangan gempa BMKG guncangan terjadi dalam wilayah luas dari Pangandaran hingga Pacitan. Sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan, pun gempa susulan hingga pantauan BMKG pukul 03.15 WIB.

Advertising
Advertising

Menurut Daryono, pusat gempa ini sangat dekat dengan pusat gempa besar dengan magnitudo 8,1 pada 23 Juli 1943 yang merusak Cilacap, Tegal, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Bantul, dan Pacitan. Ahli geologi Belanda Van Bemmelen pada 1949 mengungkapkan jumlah korban meninggal lebih dari 213 orang, 2.096 orang luka, dan 15.275 rumah rusak di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

BMKG mencatat dalam tiga pekan terakhir wilayah selatan Pulau Jawa mengalami peningkatan aktivitas gempa, di antaranya Gempa Selatan Pacitan bermagnitudo 5,0 pada 22 Juni 2020, Gempa Selatan Blitar (M= 5,3) pada 5 Juli 2020. Kemudian pada 7 Juli muncul Gempa Lebak (M= 5,1), Gempa Selatan Garut (M= 5,0), Gempa Selatan Selat Sunda (M= 5,2).

Peningkatan aktivitas kegempaan di selatan Jawa belakangan ini, kata Daryono, tidak perlu membuat masyarakat khawatir berlebihan. Warga dan pemerintah daerah diminta waspada dengan meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

2 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

6 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

7 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

7 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

8 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

14 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

21 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

23 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya