Pegawai Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19, SinoPharm Dikecam

Jumat, 17 Juli 2020 12:00 WIB

Pensiunan prajurit berusia 84 tahun, Xiong Zhengxing, menjadi sukarelawan tertua di dunia untuk vaksin virus corona COVID-19 potensial. Kredit: Pear Video

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa farmasi China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dilaporkan telah menyuntikkan vaksin yang sedang dikembangkan untuk penanggulangan pandemi Covid-19 kepada para karyawannya. Itu dilakukan sebelum perusahaan milik pemerintah Cina itu mengantongi izin untuk uji klinis.

"Memberikan bantuan dalam menempa pedang kemenangan," cuit sebuah unggahan online dari Sinopharm yang berbasis di Beijing, seperti dikutip Fox News, Kamis 16 Juli 2020. Unggahan disertai gambar-gambar pekerja yang dituliskan 'membantu pre-test vaksin'.

Sinopharm mengklaim bahwa 30 sukarelawan itu setuju untuk disuntik dengan kandidat vaksin Covid-19 leibih dini. Unggahan perusahaan juga mengutip 'semangat pengorbanan' dari tujuh pria terdiri dari ilmuwan, pengusaha, dan satu pejabat Partai Komunis.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan University of New Haven, Amerika Serikat, Summer McGee menerangkan tinjauan etika penelitian yang mungkin dilanggar Sinopharm. Dia menegaskan, persetujuan untuk semua peserta yang mengikuti vaksin atau percobaan terapeutik adalah etika minimum untuk setiap penelitian.

"Cina harus memastikan persidangannya sehat dan tidak mengeksploitasi siapa pun agar hasilnya valid dan diterima di seluruh dunia," kata dia.

Saat ini Cina berada di antara barisan terdepan dalam upaya menghadirkan vaksin Covid-19--penyakit yang telah menjangkiti lebih dari 13,6 juta orang di seluruh dunia per hari ini. Sebanyak delapan dari hampir dua lusin vaksin potensial yang sudah dalam berbagai tahap pengujian manusia berasal dari negeri itu.

Sinopharm sendiri belakangan mengumumkan persetujuan untuk memulai uji klinis tahap akhir melibatkan 15 ribu sukarelawan di Abu Dhabi. Menurut pejabat dari Timur Tengah, hal itu menjadikan Cina dan Uni Emirat Arab yang pertama di dunia untuk menguji vaksin dari virus corona yang sudah dilemahkan.

Cina menuangkan sumber dayanya ke dalam teknik pengujian yang menumbuhkan seluruh virus di laboratorium, kemudian membunuhnya. Lalu, menggunakan virus yang mati itu untuk memicu respons kekebalan manusia, mirip dengan teknik di balik vaksin polio.

"Seluruh dunia bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin, tapi bahkan dalam pandemi global, ini bukan saatnya untuk mengambil jalan pintas," kata McGee memperingatkan.

Meskipun ada masalah etika, ratusan karyawan Sinopharm, termasuk petinggi eksekutifnya, dilaporkan telah menerima uji coba vaksin sebelum persetujuan. Kelompok anak usaha Sinopharm juga dilaporkan telah mulai membangun pabrik yang mampu menghasilkan lebih dari 200 juta dosis vaksin potensial setiap tahun.

FOX NEWS | REUTER | FORTUNE

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

16 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

17 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

21 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya