Kalung Antivirus Corona Gencar Diperkenalkan di Daerah

Reporter

Antara

Selasa, 21 Juli 2020 20:18 WIB

Kalung kesehatan andari tanaman eucalyptus. (Dok. Kementan)

TEMPO.CO, Palu - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian memperkenalkan dan memasarkan produk yang diklaim sebagai kalung antivirus corona penangkal Covid-19 di berbagai daerah. Produk yang dikembangkannya menggandeng swasta ini sebelumnya telah ramai diperbincangkan saat dipopulerkan di Jakarta karena dianggap kontroversial di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Pemasaran ke daerah di antaranya dilakukan di Sulawesi Tengah. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Fery Fahrudin Munier melakukannya saat beraudiensi dengan Gubernur Suawesi Tengah Longki Djanggola di Kantor Gubernur di Palu, Selasa 21 Juli 2020.

Fery mengatakan bahwa pengembangan kalung tersebut telah mendapat persetujuan Komisi IV DPR RI. Selain kalung antivirus corona Covid-19, dia mengatakan, "Formula tersebut juga telah dipatenkan ke dalam bentuk produk penangkal Covid-19 inhaler dan diffuser oil."

Ia menyebut kalung antivirus berbahan dasar tanaman eucalyptus atau kayu putih itu lebih tepat disebut sebagai alat terapi herbal. "Bukan untuk membunuh tetapi membuat virus tersebut tidak berkembang,” ujarnya sambil menyerahkan satu produk kalung antivirus corona kepada sang gubernur.

Kementerian Pertanian meluncurkan inovasi rangkaian produk antivirus berbahan eukaliptus yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus corona. Kredit: Kementerian Pertanian/Antara

Advertising
Advertising

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan, Atekan, melakukan yang sama ke Pemerintah Kota Palembang. Pun dengan Kepala BPTP Bengkulu Yudi Sastro kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Keduanya sama menerangkan tentang kandungan bahan aktif dari Eucalyptus yang disebut bisa menghancurkan protein pada virus corona. "Agar bekerja dengan baik maka pemakai perlu menghirup kalung kemudian mengeluarkan sisa hirupan napas," kata Atekan.

Sedang Yudi menjelaskan kalau seluruhnya ada empat produk dari Eucalyptus yang dikembangkan Balitbangtan bekerja sama dengan Eagle Indofarma. Tapi dari keempatnya, hanya produk kalung yang belum mengantongi lisensi. Yang lainnya sudah ada izinnya sebagai produk jamu.

"Target kami bulan depan produknya mulai dipasarkan baik di toko-toko obat, klinik serta apotek dan untuk harga kami prediksi masih terjangkau oleh masyarakat karena memang produk ini bukan barang eksklusif," katanya.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, seperti halnya Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyambut baik produk-produk itu dengan harapan bisa membantu penanggulangan Covid-19 di daerah setempat. Sementara Wali Kota Palembang, Harnojoyo, menyatakan masih mempertimbangkan pembelian kalung anti corona tersebut, dengan alasan fokus saat ini masih berupaya menekan penambahan kasus positif Covid-19.

Produk kalung antivirus corona itu pernah ramai diperbincangkan karena kontroversial. Satu di antara penyebabnya adalah hasil riset yang tidak pernah melibatkan pengujian langsung terhadap SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19. Selain riset yang hanya sampai di laboratorium, tak sampai uji klinis.

Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

37 menit lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya