Ramai Obat Herbal Covid-19 Hadi Pranoto, Ini Tanggapan Kemristek

Senin, 3 Agustus 2020 17:32 WIB

Seorang warga sedang menjunjukan Herbal Antibody Covid-19 yang diklaim diproduksi oleh Hadi Pranoto di kediamannya di Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Ahad malam 2 Agustus 2020. TEMPO/M.A MURTADHO

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional memberikan tanggapan mengenai ramainya obat herbal virus corona Covid-19 yang ditemukan oleh Hadi Pranoto dan mengaku sebagai pakar dan profesor mikrobiologi. Hadi menjelaskan temuan obat itu di kanal YouTube saat diwawancara musisi Erdian Aji Prihartanto atau akrab disapa Anji.

“Kemristek/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Percepatan Penanganan Covid-19 selalu menghargai dan mengapresiasi setiap upaya riset dan inovasi dengan prosedur tertentu untuk dapat menangani pandemi yang menjadi perhatian kita semua,” bunyi keterangan tertulis dari Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemristek/BRIN, Senin 3 Agustus 2020.

Namun Kementerian Ristek menyatakan bahwa Hadi Pranoto tidak pernah menjadi salah satu anggota peneliti konsorsium dalam tim pengembangan herbal imunomodulator yang dibentuk oleh Kementerian itu. Disebutkan juga Hadi tidak pernah memberikan dukungan uji klinis obat herbal produksi Bio Nuswa yang diaku telah diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

Adapun di video berjudul ‘Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!’ itu, Hadi disebut sebagai Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19. Dalam video yang diunggah pada 31 Juli 2020 itu, Hadi mengklaim telah menemukan antibodi Covid-19 dan menyembuhkan banyak orang.

Kemristek mengimbau agar masyarakat berhati-hati dengan produk herbal yang belum terbukti kebenarannya untuk dicek ke sumber resmi terpercaya seperti Kementerian Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan. Karena setiap klaim yang disebutkan harus melewati kaidah penelitian yang benar dan melakukan uji klinis sesuai protokol yang disetujui oleh BPOM.

Advertising
Advertising

“Setiap pelaksanaan uji klinis harus mendapatkan persetujuan pelaksanaan uji klinis seperti oleh BPOM dan ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi Etik,” tulis Kemristek.

Kemristek/BRIN berjanji akan terus memantau dan menindaklanjuti berita atau isu tersebut serta memperbarui informasi sesuai data terkini terkait dengan riset dan inovasi untuk percepatan penanganan Covid-19.

“Berita/isu itu tidak dirilis resmi oleh Kemristek/BRIN, melainkan murni atas nama pribadi yang bersangkutan, dan yang disampaikan Hadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19,” tulis Kemristek/BRIN lagi.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

8 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

12 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya