ByteDance Curhat Tekanan Amerika dan Facebook Soal TikTok
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 6 Agustus 2020 17:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - ByteDance, raksasa internet di Cina, akhirnya buka suara terkait nasib anak perusahaannya, TikTok, di Amerika Serikat. Seperti diketahui, tekanan memuncak untuk TikTok lewat perintah eksekutif Presiden Donald Trump agar TikTok hengkang dari Amerika jika hingga 15 September mendatang tak terjadi kesepakatan divestasi yang membuatnya menjadi perusahaan Amerika.
ByteDance menyebut kalau TikTok mengalami ancaman dari Amerika Serikat dan tekanan dari rivalnya, Facebook. Aplikasi berbagi video pendek yang sedang digandrungi itu dipaksa merespons apa yang dilukiskan pengamat sebagai upaya melucuti perusahaan Cina dan merampas keuntungannya.
Dalam pernyataan yang disampaikannya Senin lalu dan dikutip Xinhua, ByteDance mengatakan telah menghadapi segala jenis kesulitan yang tak terduga dan kompleks dalam proses tumbuh menjadi perusahaan global. "Termasuk ketegangan politik internasional, konflik dan benturan kultur yang berbeda dan plagiat dan fitnah dari kompetitor Facebook."
Perusahaan itu, yang didirikan eks pekerja Facebook, menyerukan untuk mempertahankan visi globalisasi, mematuhi seluruh peraturan lokal di mana mereka berada, dan secara aktif melindungi hak dan kepentingannya yang sah.
Tuduhan plagiat oleh ByteDance terhadap Facebook, menurut analis pasar internet di Beijing, Zhang Xiaorong, memiliki dua aspek. Dia menunjuk, pertama, Facebook yang pernah meluncurkan aplikasi bernama Lasso pada 2018, tapi tak lama bertahan.
Lalu, yang kedua, Facebook telah sejak November 2019 juga memperkenalkan Reels di Instagram yang sangat mirip dengan TikTok, dan belanja sangat besar untuk mempromosikannya di beberapa negara. "Facebook telah mempromosikan aplikasi baru itu di Brasil, Prancis, Jerman dan yang terkini India," katanya.
<!--more-->
CEO TikTok Kevin Mayer menyebut Lasso dan Reels sebagai dua profuk plagiat dalam sebuah artikel di situs web perusahaan itu pekan lalu. Dia mengatakan, TikTok menyambut baik kompetisi dan menganggap kompetisi yang fair membuat mereka lebih baik.
"Kepada mereka yang ingin merilis produk kompetitif, kami sampaikan, ayo keluarkan. Facebook bahkan baru meluncurkan produk tiruan yang lain, Reels, setelah produk plagiat mereka yang pertama Lasso gagal terlalu cepat," tulis Mayer.
Mayer mengecam 'serangan jahat' Facebook yang disamarkan sebagai patriotisme di Amerika atas TikTok dengan tuduhan keamanan data dan pengaruh Beijing. Eks eksekutif di Disney yang baru dikrekrut ByteDance per 1 Juni lalu itu menambahkan kalau perusahaan akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk memastikan keberadaan dan kesuksesan jangka panjang.
Tindakan plagiat Facebook dalam hal Lasso dan Reels juga disuarakan Huang Yuanpu, pendiri EqualOcean, perusahaan riset investasi dan media-teknologi di Cina. "Bahkan CEO Facebook CEO Mark Zuckerberg sendiri tidak menyangkalnya," kata dia.
Dalam peluncuran fitur Reels, Rabu 5 Agustus 2020, Direktur Produk Instagram, Robby Stein, menyinggung kecaman itu. Dia mengatakan TikTok berhak mendapatkan pujian karena telah mempopulerkan format video pendek yang bisa dibagikan dan diedit itu.
Stein menyebutnya sebagai kerja yang baik dari TikTok namun dia membantah tuduhan telah menjiplak. Dalihnya adalah tidak ada dua produk yang persis sama satu sama lain termasuk di antara Reels dan aplikasi video pendek asal Cina tersebut. "Konsep kami berbeda," katanya.
XINHUA | VERGE