Data KreditPlus Bocor, Ini Tips Bertransaksi Online dari Kaspersky

Jumat, 7 Agustus 2020 14:17 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Melakukan transaksi online diibaratkan seperti pedang bermata dua, karena jika tidak berhati-hati, selain mempermudah transaksi, maka bisa juga menjadi korban kejahatan siber, seperti pencurian data pribadi pada platform KreditPlus.

Agar tidak memunculkan risiko yang buruk, perusahaan keamanan siber Kaspersky memberikan rekomendasi bagaimana cara aman melakukan transaksi online.

Dony Koesmandari, Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky menerangkan, sebelumnya pada tahun 2019, Kaspersky menemukan spesimen pertama malware keuangan seluler (Trojan-Banker.AndroidOS.Gustuff.a), yang menunjukkan peningkatan otonomi.

"Hingga saat itu, dua metode telah digunakan untuk mencuri uang dari rekening bank, pertama melalui SMS banking di pihak korban. Ini merupakan teknik pencurian otonom yang hanya memerlukan informasi tentang penerima transfer," ujar Dony saat dihubungi, Jumat, 7 Agustus 2020.

Metode kedua, dengan mencuri kredensial perbankan online, para pelaku kejahatan siber akan menampilkan jendela phishing pada perangkat korban yang meniru halaman login bank dan memutar kredensial korban. "Metode kedua telah menjadi cara yang paling banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir," kata dia.

Terlepas dari apa pun metodenya, pada dasarnya, pelaku kejahatan siber memiliki peluang besar membuat kelas malware ponsel paling berbahaya mulai dari spyware, trojan perbankan, dan trojan ransomware.

Pada 2019, Kaspersky juga menemukan 106 paket instalasi untuk Trojan mobile banking di Indonesia di sembilan bulan pertama tahun tersebut. "Masih di tahun yang sama, Indonesia berada di peringkat 10 besar negara dengan pangsa pengguna yang terkena ancaman malware mobile," tutur Dony.

Untuk menghindari menjadi korban kejahatan dunia maya saat bertransaksi online, Kaspersky merekomendasikan pengguna untuk:

1. Menjaga privasi online dengan baik

Jika Anda ingin bertransaksi online, pastikan menjaga privasi sebaik-baiknya. Cukup bagikan atau izinkan akses menuju informasi Anda dengan pihak ketiga jika benar-benar diperlukan, untuk meminimalkan informasi jatuh ke tangan yang salah.

Karena cara termudah untuk mengetahui sandi pengguna bukanlah dengan mencurinya dengan perangkat lunak perusak, tapi untuk menipu pengguna agar membaliknya. Pendekatan ini disebut phishing. Sayangnya, pendekatan ini telah digunakan luas sejak Internet tersedia untuk umum.

"Itulah mengapa Anda tidak boleh memberi tahu siapa pun kode PIN dan CVV2 Anda, serta kredensial masuk untuk bank Internet Anda," ujar Dony.

2. Keluar dari layanan sebelum menutup

Pastikan selalu keluar dari semua layanan keuangan sebelum Anda menutup tab browser atau mengklik tombol Kembali. Jika perlu, jangan pernah melakukan transaksi keuangan apa pun melalui Wi-Fi publik di kafe, hotel, atau restoran.

3. Jangan klik tautan asing

Dony juga meminta Anda agar tidak pernah meng-klik tautan asing mencurigakan yang dikirimkan kepada Anda melalui teks, aplikasi SMS atau platform lainnya.

4. Periksa orisinalitas

Selalu periksa orisinalitas, pastikan untuk memeriksa ulasan aplikasi untuk memutuskan apakah platform tersebut aman atau tidak, sebelum Anda memasukkan informasi kartu kredit.

5. Kelola kata sandi

Mengelola kata sandi dalam lapisan kompleksitas. Namun satu hal yang harus diperhatikan juga bahwa, Trojan itu berbeda. Beberapa di antaranya memata-matai setelah Anda menekan tombol; misalnya seperti tangkapan layar.

"Oleh karena itu, bagi Anda si penggemar dari opsi 'Tampilkan Kata Sandi' atau 'show passwords' menjadi berisiko," kata Dony.

Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari semua ancaman ini adalah dengan menggunakan solusi keamanan yang baik. Misalnya, Kaspersky Internet Security dan Kaspersky Total Security yang memiliki komponen bawaan, disebut Safe Money dan Protected Browser. Mereka mengaktifkan perlindungan terhadap tangkapan layar yang tidak disetujui dan intersepsi data.

6. Solusi keamanan yang andal

Gunakan solusi keamanan yang dapat diandalkan seperti Kaspersky Security Cloud yang dapat mengidentifikasi lampiran berbahaya dan memblokir situs phishing.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

10 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

14 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

19 hari lalu

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

Libur lebaran kerap jadi arena para penipu online melancarkan aksinya. Ini tips untuk menghindarinya.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

30 hari lalu

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

Semua produk Kaspersky mendeteksi varian Linux ini sebagai HEUR:Backdoor.Linux.Dinodas.a.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

32 hari lalu

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

Kaspersky memblokir total 42.700.000 infeksi lokal selama periode Januari hingga Desember 2023

Baca Selengkapnya

3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

33 hari lalu

3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

Seorang pakar keamanan membagikan tiga alasan untuk tidak mengisi baterai ponsel di bandara

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Waspada Ancaman Phising di Situs Film Ilegal, Ini Saran Kaspersky

52 hari lalu

Waspada Ancaman Phising di Situs Film Ilegal, Ini Saran Kaspersky

Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, berbagi tips untuk menghindari phising. Modus phising terus berkembang, salah satunya lewat situs film ilegal.

Baca Selengkapnya

Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

59 hari lalu

Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

Glints berpusat di Taiwan dengan visi menjadi platform talenta terdepan di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya