Yogyakarta Minta Pusat Beri Kebebasan Daerah untuk Pengaturan Kelas Tatap Muka

Jumat, 7 Agustus 2020 14:36 WIB

Sejumlah siswa memberikan salam kepada guru sebelum memasuki ruang kelas untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN 06 Pekayon Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 3 Agustus 2020. Pemerintah setempat telah memberi izin beberapa sekolah percontohan untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka, siswa yang datang hanya yang diberikan izin oleh wali murid. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DI Yogyakarta Didik Wardoyo mendesak agar pemerintah pusat memberi keleluasaan daerah untuk menentukan, kapan waktu tepat mengizinkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah bisa digelar.

"Kami tak masalah zona kuning sudah diizinkan menggelar KBM tatap muka, namun lebih bijaksana kalau daerah diberi kesempatan mengambil sikapnya untuk menyesuaikan kondisi di lapangan," ujar Didik kepada Tempo, Jumat, 7 Agustus 2020.

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dilaporkan akan mengizinkan sekolah di wilayah zona kuning atau zona risiko rendah kasus Covid-19 untuk menggelar kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Didik menuturkan, dari arahan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ngarsa Dalem awal pekan ini pun telah menyatakan agar rencana pembukaan kegiatan belajar tatap muka di DIY dilakukan secara bertahap.

"Bapak Gubernur meminta pembukaan bertahap kegiatan belajar itu dimulai dari tingkat kampus, baru dilanjutkan SMA/SMK sampai terus turun di jenjang di bawahnya," ujar Didik.

Advertising
Advertising

Sementara untuk kegiatan perkuliahan di Yogya sendiri berdasar hasil pertemuan akhir Juli lalu dengan sejumlah perwakilan kampus DIY rencananya baru dimulai September nanti.

"Jadi untuk KBM tingkat SMA/SMK sampai jenjang di bawahnya belum bisa dipastikan kapan dimulai tatap mukanya. Kami evaluasi dulu tatap muka yang digelar tingkat kampus," ujar Didik.

Jika kampus sudah menggelar tatap muka September nanti pun, ujar Didik, tak serta merta SMA di DIY langsung bisa menggelar tatap muka. Tetap harus ada kajian, rekomendasi dan juga simulasi sebelum uji coba tatap muka dilaksanakan.

Kajian yang dimaksud, ujar Didik, tak hanya berasal dari penilaian otoritas kesehatan dan pemerintah, tapi juga masukan wali murid. Sebab ketika sekolah mulai dibuka, Pemda DIY menjamin tak akan memaksakan peserta didik harus masuk.

Karena yang dijadikan patokan tatap muka sekolah itu tetap kondisi lingkungan guru, siswa dan juga akses mereka ke sekolah; apakah menggunakan transportasi umum atau tidak, dan apakah juga berasal dari wilayah yang penularannya tinggi.

"Kami jelas tak mau, baru sepekan dua pekan sekolah dibuka tatap muka, lalu harus menutup lagi sekolah-sekolah itu," Didik menambahkan.

Pemda DIY sendiri memang setuju saja ketika pemerintah pusat akhirnya mengizinkan zona kuning Covid-19 menggelar tatap muka di sekolah.

Sebab jika ketentuannya masih membatasi zona hijau yang bisa menggelar tatap muka, maka yang di DIY diperkirakan yang bisa menggelar kegiatan itu hanya satu dari lima kabupaten/kota saja, yakni Kulon Progo.

"Kami tak mau sampai muncul klaster baru lagi gara gara sekolah dibuka. Bagi DIY, wilayah pendidikan jadi bagian paling akhir untuk uji coba pembukaan di masa pandemi ini," ujarnya.

Penularan kasus Covid-19 di DIY sendiri sampai Agustus ini masih terus terjadi dan bahkan melonjak tajam sejak Juli lalu di empat wilayah, yakni Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

"Kami juga pasti harus menunggu hasil evaluasi gugus tugas, wilayah mana yang benar-benar bisa aman menggelar KBM tatap muka itu," ujar Didik.

Sehingga ketika pemerintah pusat memberi lampu hijau daerah zona kuning seperti DIY bisa menggelar tatap muka tidak akan langsung diterapkan tanpa proses kajian bersama berbagai pihak.

Didik menambahkan,hingga status tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY diperpanjang ketiga kalinya sampai akhir Agustus nanti, Pemda DIY belum bergeser sikap, alias tetap merekomendasikan semua sekolah berbagai jenjang melaksanakan pembelajaran jarak jauh khususnya secara online. Baik dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA/SMK.

Seorang wali murid di Kota Yogyakarta, Baharudin Kamba mengatakan secara pribadi pihaknya tak masalah sekolah di Yogya menggelar kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Namun, ia mendesak sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka segala sesuatu yang terkait harus dipersiapkan secara matang.

"Jangan sampai muncul klaster belajar tatap muka. Memang capek juga jadi peran ganda orang tua karena di satu sisi harus bekerja dan di sisi lain harus mendampingi anak belajar," kata Kamba.

Pria yang juga koordinator lembaga swadaya masyarakat Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta itu menuturkan memang kekhawatiran protokol yang dijalankan di sekolah saat tatap muka digelar itu tetap ada.

"Karena orang tua juga guru-guru kan kan tidak tahu, siswa yang lainnya yang ikut tatap muka punya riwayat seperti apa di luar sekolah, dari mana dan ketemu siapa. Khawatirnya siswa bertemu orang tanpa gejala (OTG) yang sulit dipantau karena keliatan sehat tetapi bawa virus," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

11 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

2 hari lalu

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya