Kurikulum Darurat Covid-19, DIY Larang Sekolah Masukkan Materi Berulang

Selasa, 11 Agustus 2020 07:24 WIB

Petugas melakukan verifikasi data saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Danurejan, DI Yogyakarta, Kamis 4 Juni 2020. PPDB Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Yogyakarta secara "real time online" (RTO) tersebut menerapkan standar protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan COVID-19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta meminta seluruh sekolah, khususnya tingkat SMA/SMK, tidak mencantumkan materi pembelajaran yang berulang-ulang dalam kurikulum darurat yang diterapkan dalam masa Covid-19 ini.

Penghilangan materi pelajaran yang sifatnya berulang itu dinilai efektif menyederhanakan kurikulum ketika sebagian besar sekolah belum bisa menggelar kegiatan tatap muka akibat pandemi.

“Materi-materi yang sudah diajarkan di jenjang sebelumnya tak perlu dimasukkan lagi di jenjang berikutnya, itu sudah sangat mengurangi durasi pembelajaran jarak jauh ini,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Didik Wardoyo, kepada Tempo, Senin, 10 Agustus 2020.

Didik mengatakan pengulangan materi ini sebelumnya dianggap lumrah dalam kurikulum yang diaplikasikan, misalnya materi soal eksponen (bilangan berpangkat). Namun, saat pandemi ini pengulangan materi itu seluruhnya dihilangkan.

Didik menuturkan perombakan materi ajar itu menjadi bagian untuk menjalankan kurikulum darurat yang dibuat agar efektif di masa pandemi.

Advertising
Advertising

Didik menampik bahwa pemerintah daerah telah mengarahkan sekolah harus memakai kurikulum apa di masa pandemi ini.

Hanya saja, ujarnya, sebelum pemerintah pusat menawarkan tiga opsi kurikulum bagi sekolah di masa pandemi ini, DIY sudah sepakat dulu bersama sekolah untuk menjalankan kurikulum 2013 yang dimodifikasi khususnya untuk tingkat SMA/SMK di tahun ajaran baru 2020/2021 ini.

Didik mengatakan para guru saat ini juga sudah diberi pelatihan teknis menyeleksi dan menyederhanakan materi kurikulum yang sesuai dengan arahan pembimbing dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) agar kurikulum 2013 yang disederhanakan itu benar benar efektif diterapkan.

Menurutnya, pihaknya tidak memilih kurikulum 2013 murni karena sebagian besar materinya mempersyaratkan banyak kegiatan tatap muka. Kurikulum 2013 murni diakuinya bisa saja dipaksakan, namun tingkat ketercapaian bagi siswa maupun guru tidak akan optimal. Begitu halnya kurikulum versi sekolah mandiri dan 2013 penyederhana versi pemerintah.

“Kami memilih kurikulum yang kiranya benar-benar sesuai kondisi sekolah dan peserta didik,” ujarnya.

Parameter yang digunakan untuk penentuan kurikulum yang digunakan DIY adalah tingkat ketercapaian kompetensi, sehingga dalam modifikasi kurikulum 2013 itu, selain melarang sekolah mengulang materi ajar di tiap jenjang, DIY juga merombak dan mengurangi materi kompetensi dasar agar bisa memprioritaskan kompetensi inti.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

3 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

3 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

3 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

3 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

3 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

Kapan jadwal pendaftaran sekolah kedinasan pada 2024? Ini penjelasan Kemenpan RB serta syarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar.

Baca Selengkapnya

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

3 hari lalu

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

Berikut ini daftar sekolah kedinasan 2024 yang lulusannya bisa menjadi CPNS dan diberikan uang pensiun. Ada dari Kemenkeu hingga BMKG.

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

4 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

5 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

6 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

6 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya