BaBe Jawab Soal Sensor Berita di Indonesia atas Arahan Beijing
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 14 Agustus 2020 21:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Cina, ByteDance, disebut telah menyaring atau menerapkan sensor konten yang dianggap kritis terhadap pemerintah Cina pada Baca Berita (BaBe), aplikasi agregator berita di Indonesia. Sensor telah dilakukan ByteDance selaku pemilik dari aplikasi agregator berita itu sejak 2018 hingga pertengahan tahun ini.
Kebijakan menghapus artikel yang dianggap negatif tentang Cina itu diungkap enam orang sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters. Mereka mengatakan bahwa moderator lokal diinstruksikan oleh tim dari perusahaan, yang juga induk dari TikTok tersebut, di Beijing.
ByteDance membeli agregator berita Indonesia BaBe pada 2018 setelah TikTok sempat dilarang karena menampilkan pornografi, konten yang tidak pantas, dan penistaan. Untuk membatalkan larangan itu, ByteDance setuju syarat dari pemerintah Indonesia untuk menyewa tim moderator TikTok lokal dan memperkuat kehadirannya di Indonesia, negara terbesar keempat di dunia.
Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu kemudian membeli operasi penuh BaBe, di mana ia telah menjadi investor mayoritas. "Segera setelah itu, pedoman moderasi untuk BaBe, yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengumpulkan cerita dari ratusan media di Indonesia, dibuat oleh tim dari markas besar ByteDance di Beijing," kata dua dari enam sumber itu.
Moderator BaBe diberitahu untuk tidak menerbitkan artikel apa pun tentang larangan TikTok saat negosiasi dengan pemerintah Indonesia sedang berlangsung. Menurut keenam sumber, di bawah pedoman BaBe yang baru, artikel dari outlet media mitra yang dianggap kritis terhadap pemerintah Cina tidak akan dipublikasikan ulang di aplikasi BaBe atau akan dihapus dari aplikasi.
Baca juga:
TikTok Dilaporkan Lacak MAC Address Pengguna Android
Bahkan, artikel dengan kata kunci 'Tiananmen', merujuk pada tindakan kekerasan di Lapangan Tiananmen di Cina 1989, atau kata kunci Mao Zedong, pendiri Cina modern, termasuk di antara yang dihapus. Mereka juga menggambarkan bahwa artikel tentang ketegangan antara Indonesia dan Cina di Laut Cina Selatan dilarang diberi tempat di aplikasi, bahkan ketika mereka datang dari kantor berita resmi Indonesia.
Tiga sumber mengatakan BaBe menggunakan pedoman konten yang berpola pada yang digunakan untuk aplikasi berita Cina juga milik ByteDance, Toutiao. Beberapa penyesuaian yang dibuat untuk Indonesia terkait topik pemilu serta ras, etnis, dan agama di Indonesia. "Artikel-artikel sensitif tentang topik-topik itu, yang sangat sensitif di Indonesia, akan dihapus," kata mereka.
Pedoman berubah pada kuartal kedua 2020, ketika menjadi mungkin untuk membaca artikel tentang topik yang sebelumnya disensor di aplikasi BaBe. Seorang sumber terpisah menyebutnya sebagai proses pembelajaran untuk ByteDance. "Mereka menginginkan nada gembira non-politik untuk aplikasi tersebut," katanya.
<!--more-->
Presentasi ByteDance internal 2019 yang ditinjau oleh Reuters menggambarkan BaBe sebagai aplikasi berita teratas di Indonesia dengan lebih dari 8 juta pengguna aktif bulanan dan 30 juta unduhan pada akhir 2019. Sedang jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 270 juta dengan lebih dari separuh berusia di bawah 30 tahun dianggap pasar dengan pertumbuhan tercepat di ByteDance.
TikTok, misalnya, berdasarkan data dari perusahaan analitik aplikasi Sensor Tower memiliki lebih dari 147 juta unduhan di Indonesia.
Kepada Reuters, BaBe menyangkal kebijakan sensor berita terkait Pemerintah Cina tersebut. Seperti yang juga disampaikan kepada Tempo.co, BaBe menyatakan kalau moderasi konten bersandar hanya kepada pedoman komunitas yang sejalan dengan aturan hukum di Indonesia. Dan itu tidak menyebutkan soal Pemerintah Cina.
"Panduan kami menyatakan jelas bahwa yang tidak diizinkan adalah mengunggah dan berbagi konten palsu, konten fitnah, atau bentuk kegiatan penyalahgunaan lainnya, seperti spam," tulis BaBe lewat keterangan tertulis yang diterima Tempo.co, Jumat 14 Agustus 2020.
Panduan itu disebutnya telah ditetapkan pada 2019 dan sejak itu Babe--kini agregator berita dan konten untuk lebih dari 1,500 publisher di seluruh Indonesia--mengaku membangun dan memberdayakan tim moderasi lokal untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan pasar.
Baca juga:
Pengakuan Relawan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan Cina
"Tim lokal mengelola BaBe dan selalu mentaati peraturan yang berlaku di Indonesia. Pada pencarian aplikasi BaBe pun kita dapat membuka banyak artikel dan video yang menunjukkan jenis konten yang dihipotesakan dihapus oleh kebijakan kami."
Reuters memberitakan kalau ByteDance di Beijing tidak memberi komentar tambahan selain pernyataan dari BaBe. Kementerian luar negeri Cina dan regulator internetnya, Cyberspace Administration of China (CAC) juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.