Cina Keluarkan Paten Vaksin Covid-19 Pertama

Rabu, 19 Agustus 2020 10:11 WIB

Seorang staf menunjukkan sampel vaksin COVID-19 nonaktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibu kota China, pada 10 April 2020. Kredit: Xinhua/Zhang Yuwei

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Minggu, 16 Agustus 2020, pembuat vaksin Cina Cansino mengatakan bahwa regulator pemerintah menyetujui aplikasi patennya untuk vaksin Covid-19. Hal itu menandai paten pertama dan satu-satunya yang sejauh ini telah diberikan otoritas Cina untuk vaksin virus baru itu.

Cansino mengatakan kepada media pemerintah Cina, Global Times, paten tersebut mengonfirmasi keamanan dan kemanjuran kandidat utama vaksin yang dijuluki Ad5-nCoV. Vaksin itu dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi dalam kemitraan dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer, lembaga penelitian di bawah Tentara Pembebasan Rakyat Cina.

Namun, paten itu tidak berarti bahwa vaksin siap untuk digunakan secara luas. "Kandidat vaksin Cansino masih harus menyelesaikan uji klinis fase III, kemudian melalui proses persetujuan pemasaran terpisah di Cina yang menganggapnya aman dan efektif untuk digunakan secara luas," kata Bryan Mercurio, ahli hukum farmasi dari Chinese University of Hong Kong, seperti dikutip Fortune, 19 Agustus 2020.

Investor memandang paten sebagai mosi percaya dari Beijing. Mengamankan paten adalah langkah penting untuk membawa vaksin ke pasar. Dalam hal ini, Cansino memiliki keunggulan di atas rekan-rekannya, bahkan saat ia mengikuti uji klinis kandidatnya. Namun, Cansino tidak membalas permintaan komentar dari Fortune.

Dalam pengembangan vaksin ini, Cansino memang mengalami proses dinamika yang menarik. Perusahaan itu sempat mundur dalam perlombaan pengembangan vaksin pada Maret 2020 lalu, ketika itu menjadi vaksin kedua secara global yang menerima persetujuan untuk melakukan uji coba pada manusia.

Namun, Gary Rieschel, investor awal Cansino dan mitra pendiri Qiming Ventures Partners, mengatakan awal tahun ini bahwa Cansino bisa memanfaatkan pengalamannya ketika mengembangkan vaksin Ebola dan hubungannya dengan pemerintah dalam mempercepat pengembangan vaksin Covid-19.

Menurut Rieschel, pemerintah Cina mendekati Cansino pada Januari dan ingin membantu dalam mengerjakan vaksin Covid-19. "Cansino jelas memiliki platform dan pendekatan yang dapat menangani banyak keluarga virus yang berbeda dalam hal melihat vaksin," kata Rieschel.

Sementara pada Juni 2020, Cina telah menyetujui penggunaan vaksin Cansino untuk para anggota militernya. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, rekan-rekan Cansino telah mendorong peluncuran uji coba fase III yang menguji vaksin pada ribuan relawan manusia. Pada saat yang sama, beberapa rencana Cansino sendiri terhenti.

Pada Mei 2020, Kanada mengumumkan akan bermitra dengan Cansino untuk melakukan uji coba fase I dan II, tapi pada awal Agustus 2020, Kanada belum menerima pengiriman. Pihak berwenang Kanada memberi tahu Fortune bahwa persediaan disimpan di bea cukai Cina, dan para ahli percaya bahwa pihak berwenang Cina mungkin menunda pengiriman karena alasan politik.

Pada 13 Agustus 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tiga pembuat vaksin Cina lainnya telah berlomba bersama Cansino dengan meluncurkan uji coba fase III. Cansino sekarang tampaknya mulai mengejar dalam perlombaan vaksin tersebut.

Reuters melaporkan bahwa uji coba fase III pertama Cansino dimulai Jumat lalu di Rusia. Arab Saudi mengumumkan pada 9 Agustus 2020 bahwa mereka akan bermitra dengan Cansino untuk meluncurkan uji coba fase III guna menguji vaksin pada sekitar 5.000 warganya.

Cansino juga sedang dalam pembicaraan dengan Brasil, Meksiko, dan Chili untuk melakukan uji coba fase III serupa. Dalam mendapatkan paten, Cansino harus menunjukkan bahwa kandidat vaksinnya memenuhi syarat sebagai sebuah invensi, artinya mampu menunjukkan langkah inventif dan kegunaan baru.

Menurut Mercurio, semua pembuat vaksin terkemuka Cina lainnya juga telah mengajukan paten dan lebih banyak persetujuan paten mungkin akan datang. Jika kandidat vaksin Cansino lolos uji klinis fase III, itu akan pindah ke proses persetujuan pemasaran.

Rata-rata, kata Mercurio, biasanya dibutuhkan 7-12 tahun untuk menerima persetujuan pemasaran dari otoritas Cina, sebuah proses yang kemungkinan dipercepat mengingat dorongan mengembangkan vaksin Covid-19 juga dipercepat. "Sepenuhnya normal untuk menerima paten pada tahap awal dalam uji klinis, yang jarang adalah kecepatan uji klinis dilakukan," kata Mercurio.

Proses paten dan persetujuan pasar sepenuhnya terpisah, artinya memiliki paten tidak diperlukan untuk persetujuan pemasaran, tapi kedua proses tersebut umumnya berjalan seiring. Menurut pakar hukum paten dan farmasi dari University of Hong Kong, Li Yahong, hampir semua obat diberikan paten sebelum memulai uji klinis dan persetujuan pemasaran.

Selain melindungi kekayaan intelektual, Yahong berujar, paten membantu pembuat vaksin mendapatkan dana untuk penelitian yang mahal dan uji coba tambahan. "Tanpa paten, tidak ada modal yang masuk akal yang akan diinvestasikan dalam pengembangan vaksin," katanya.

FORTUNE | REUTERS | GLOBAL TIMES


Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ragam Jenis Kekayaan Intelektual, Pahami Soal Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI

7 hari lalu

Ragam Jenis Kekayaan Intelektual, Pahami Soal Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI

Pahami soal Hak Kekayaan Intelektual atau HaKI, sehingga karya cipta Anda bisa terlindungi secara hukum.

Baca Selengkapnya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tiap 26 April, Kenali 7 Jenis Kekayaan Intelektual

8 hari lalu

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tiap 26 April, Kenali 7 Jenis Kekayaan Intelektual

Hari ini, tiap 26 April sejak 2001, diperingati sebagai Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Apa saja jenis kekayaan intelektual?

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

48 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya