Rusia Janji Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sputnik V pada 40 Ribu Relawan

Jumat, 21 Agustus 2020 15:54 WIB

Vaksin Covid-19 dari Rusia, Sputnik-V. REUTERS/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, yang telah disetujui otoritas kesehatan setempat untuk diedarkan luas--dan membuatnya yang pertama di dunia mendapatkan izin itu, akan segera diuji pada 40 ribu orang. Rencana ini diungkap Denis Logunov, wakil direktur karya ilmiah Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.

"Yang disebut sertifikat registrasi terkondisi berarti bahwa kami wajib melakukan uji klinis tambahan yang diperluas," kata Logunov, seperti dikutip CNBC, Kamis malam, 20 Agustus 2020. "Dan saat ini kami telah menyetujui protokol besar untuk 40 ribu peserta."

Tujuan dari protokol tersebut, kata Logunov, tidak benar-benar untuk mempelajari mempelajari imunogenisitas dan keamanan vaksin. Tapi untuk mengkaji efektivitasnya.

Seperti diketahui Rusia telah mengklaim vaksin itu aman dan efektif meski hasil uji klinis awalnya tak dipublikasikan secara gamblang dan uji klinis tahap tiga belum dilakukan. Izin edar yang telah diberikan dan rencana produksi massal per September mendatang langsung memicu kontroversi di dunia.

Ketika ditanya tentang vaksin virus corona Rusia dalam konferensi pers online terpisah pada Kamis, Direktur WHO untuk Eropa, Hans Kluge, menjawab, "Saya katakan, secara keseluruhan, bahwa setiap kemajuan dalam pengembangan vaksin adalah berita yang sangat menggembirakan."

Menurut Kluge, Rusia memiliki 'tradisi panjang' dalam pengembangan dan penggunaan vaksin. Namun, dia berujar, setiap vaksin harus melalui standar kemanjuran dan keamanan yang sama ketatnya. Dan, pada akhirnya hanya ada satu cara untuk mengetahuinya, "melakukan uji klinis: Fase 1, Fase 2 dan Fase 3,."

Advertising
Advertising

Catherine Smallwood, petugas darurat senior di WHO Eropa, mengungkapkan kalau WHO telah berdiskusi langsung dengan otoritas di Rusia mengenai potensi pengembangan Sputnik V, dengan pembaruan yang akan menyusul pada waktunya. Menurutnya, kekhawatiran seputar keamanan dan kemanjuran tidak hanya untuk pengembangan vaksin Covid-19 Rusia.

Baca juga:
Kenapa Vaksin Covid-19 Rusia Sputnik V Dikecam Dunia? Ini Penjelasannya

"Sangat penting bahwa kita semua tidak mengambil jalan pintas dalam keamanan atau kemanjuran, jadi ini adalah perhatian utama untuk semua vaksin," katanya.

Smallwood juga mengatakan kalau WHO tidak akan terburu-buru mengambil kesimpulan. "Kami ingin meluangkan waktu kami untuk benar-benar memahami di mana vaksin itu berada dan untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin tentang langkah-langkah yang telah diambil."

CNBC | REUTERS

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

20 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya