Tips Teknologi: Meminimalkan Dampak Peretasan Akun

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 26 Agustus 2020 11:42 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Peretasan merupakan hal yang merugikan. Tidak jarang peretas memanfaatkan data dari akun korbannya untuk melakukan berbagai kejahatan, seperti pencurian uang atau penyebaran berita bohong. Untuk meminimalisir dampaknya, pemilik akun perlu memahami langkah-langkah untuk mengatasi peretasan tersebut.

Dilansir dari laman resmi perusahaan keamanan siber, Kaspersky, Rabu, 26 Agustus 2020, pada beberapa kasus peretasan, kehilangan akses pada akun pengguna merupakan hal yang pertama kali terjadi.

Hal itu disebabkan oleh peretas yang berhasil mengubah kata sandi sehingga memiliki akses penuh terhadap akun korban. Pemilik akun harus segera menyadari bahwa akun miliknya tengah diretas dan langsung melakukan upaya-upaya yang dapat meminimalisir risiko. Adapun upaya yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Setel ulang kata sandi

Pengubahan kata sandi akan sangat membantu dalam mengambil kembali akun yang sudah diretas, dengan catatan, peretas belum menguasai email pengguna sepenuhnya.

  • Sebarkan informasi pada orang lain mengenai akun yang diretas

Pada beberapa kasus peretasan, peretas akan menghubungi orang-orang terdekat dari korban untuk melakukan penipuan, seperti meminta uang atau menyebar kabar bohong. Dengan mengabarkan informasi bahwa akun pengguna tengah diretas, penipuan yang dilakukan peretas bisa dicegah.

  • Hubungi layanan keuangan yang terhubung dengan akun yang diretas
Advertising
Advertising

Selain melakukan penipuan kepada orang-orang terdekat korban, peretas juga bisa membobol akun keuangan yang tertaut dengan akun yang diretas. Untuk mencegahnya, segera hubungi pihak layanan keuangan yang terhubung dengan akun yang diretas dan ajukan pemblokiran sementara.

  • Pindai komputer

Pindai komputer yang telah diretas menggunakan perangkat lunak antivirus untuk memastikan komputer tersebut terbebas dari malware.

  • Hubungi seluruh layanan yang menggunakan akun email yang diretas seperti aplikasi game, media sosial, atau layanan digital lainnya.

Banyak pengguna yang mengintegrasikan satu akun email dengan banyak layanan media sosial. Ketika akun email yang digunakan telah diretas, maka pengguna harus segera menghubungi semua layanan yang terhubung dengan akun tersebut dan melakukan upaya pemulihan, seperti mengubah password.

Sebelum peretasan benar-benar terjadi, biasanya pemilik akun akan mendapatkan pemberitahuan mengenai aktivitas yang mencurigakan. Layanan seperti Gmail, biasanya akan mengirim pemberitahuan tersebut untuk memastikan asal aktivitas pada akun pengguna.

Apabila aktivitas yang dimaksud bukan berasal dari pengguna, maka ada kemungkinan peretas sedang mencoba membobol akun milik pengguna. untuk mencegahnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Masuk ke akun yang mendapat pemberitahuan aktivitas mencurigakan secara manual. Pesan phishing bisa saja menjebak pengguna akun dengan mengirim pemberitahuan yang mirip dengan pemberitahuan resmi.
  • Periksa riwayat masuk pada akun, jika terdapat upaya mamasuki akun yang tidak dikenali, segera ubah detail keamanan akun seperti kata sandi.
  • Jika akun tersebut tertaut pada layanan seperti media sosial, perbankan, atau toko online, segara ubah kata sandi pada layanan-layanan tersebut.

Untuk mencegah peretasan, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan pemilik akun. Seperti diberitakan Tempo, terdapat beberapa cara untuk mencegah peretasan pada akun surat elektronik, khususnya Gmail, antara lain:

  • Gunakan kata sandi yang unik
  • Gunakan perlindungan ganda Two Factor Authentication (2FA)
  • Tambahkan opsi pemulihan akun
  • Gunakan Browser terpercaya
  • Abaikan email yang mencurigakan

KASPERSKY | MUHAMMAD AMINULLAH | EZ

Berita terkait

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

3 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

10 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

18 hari lalu

Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

Libur lebaran kerap jadi arena para penipu online melancarkan aksinya. Ini tips untuk menghindarinya.

Baca Selengkapnya

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

22 hari lalu

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

Apa saja upaya penggembosan yang dilancarkan menjelang demo 11 April 2022? Salah satu tuntutan mahasiswa saat itu tolak Jokowi 3 periode.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

30 hari lalu

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

Semua produk Kaspersky mendeteksi varian Linux ini sebagai HEUR:Backdoor.Linux.Dinodas.a.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

32 hari lalu

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

Kaspersky memblokir total 42.700.000 infeksi lokal selama periode Januari hingga Desember 2023

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

36 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

38 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya