Cina Uji Klinis Vaksin Covid-19 Semprot Lewat Hidung, Cocok Buat Anak-anak

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 12 September 2020 22:02 WIB

Seorang anak balita mendapatkan pemberian vaksinasi dalam acara pengobatan gratis di Kampung Baru I Halim Perdanakusuma, Jakarta, 13 Maret 2018. Acara ini diselenggarakan Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara, untuk memperingati hari ulang tahun ke-72 TNI AU. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan di Cina telah menyetujui kandidat vaksin Covid-19 yang disemprotkan lewat hidung untuk mulai diuji pada manusia atau uji klinis fase pertama pada Rabu, 9 September 2020. Vaksin itu dikembangkan peneliti di Xiamen University dan Hong Kong University bersama pabrik vaksin di Beijing, Wantai Biological Pharmacy Enterprise Co.

Vaksinasi lewat hidung sudah ada untuk flu dan direkomendasikan diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang menghindari penggunaan jarum suntik. Meski jumlahnya tidak tersedia banyak, vaksinasi alternatif dari suntikan ini juga dikembangkan seluruh ilmuwan vaksin di dunia.

Calon vaksin semprot lewat hidung ini menjadi kandidat vaksin Covid-19 kesepuluh yang sedang dikembangkan di Cina--atau bergabung di antara 35 kandidat di seluruh dunia--yang telah melangkah ke uji klinis. Cina kini memimpin pengembangan vaksin Covid-19 dunia terutama setelah AstraZeneca Plc di Inggris, yang menggandeng University of Oxford, harus berhenti sementara untuk investigasi kasus satu relawan uji klinisnya yang jatuh sakit.

Science and Technology Daily, jurnal milik Kementerian Sains dan Teknologi Cina, menerangkan kalau vaksin semprot menggunakan virus flu yang telah dilemahkan dan direkayasa sehingga membawa segmen genetik dari protein paku virus corona Covid-19. Diberikan lewat saluran napas, vaksinasi dengan cara ini mencoba meniru infeksi virus alaminya untuk menstimulasi respons imun tubuh melawan Covid-19.

Jurnal yang sama menjelaskan hasil uji pra klinis pada tikus dan hamster menggunakan vaksinasi semprot lewat hidung itu. Vaksin disebutkan mampu secara signifikan mengurangi kerusakan paru-paru pada kedua jenis hewan percobaan tersebut saat diuji tantang dengan virus corona Covid-19.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Covid-19: Mungkinkah Beda Rumah Sakit, Beda Hasil Swab Test?

Itu sesuai harapan sebagian peneliti kalau vaksin lewat hidung memiliki peluang lebih baik untuk menghentikan penyebaran virus sepanjang masih di saluran pernapasan. "Jarum suntik bisa membangkitkan respons imun tubuh yang sistematik untuk mencegah gejala parah, tapi mungkin tidak cukup kuat untuk menghadang infeksi yang datang."

BLOOMBERG | FOX NEWS

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

54 menit lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

12 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya