Studi Harvard: 1 dari 5 Pasien Covid-19 Dewasa Butuh Perawatan Intensif

Senin, 14 September 2020 11:24 WIB

Beberapa orang tak memakai masker saat berjalan-jalan di dermaga Oceanside, California, Amerika Serikat, di tengah pandemi virus corona Covid-19, Senin 22 Juni 2020. Negara ini terus membuat rekor kasus harian Covid-19, yang terbaru hampir 55 ribu kasus baru pada Kamis 2 Juli 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake/foc/djo)

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah besar orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19 mungkin berisiko mengalami kerusakan serius dan permanen pada kesehatan mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan Harvard University, dari 3.222 orang yang berusia 18 hingga 34 tahun, sekitar 1 dari 5 pasien membutuhkan rawat inap intensif.

Studi yang diterbitkan di JAMA Network pada 9 September 2020 itu lebih lanjut mencatat bahwa 10 persen di antaranya membutuhkan ventilator, 2,7 persen meninggal, dan 3 persen lainnya membutuhkan perawatan berkelanjutan di fasilitas pengobatan pasca-akut setelah virus dibersihkan dari tubuh mereka.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) baru-baru ini mengumumkan bahwa tingkat infeksi pada anak-anak berusia 17 tahun ke bawah nyata dan terus-menerus meningkat. Pekan lalu seorang guru di Carolina Selatan berusia 28 tahun--Demetria Demi Bannister--didiagnosis Covid-19, lalu meninggal pada Senin, 7 September 2020.

Setidaknya enam pendidik di Amerika telah meninggal ketika anak-anak kembali ke sekolah di seluruh negeri saat semester baru dan negara bagian melonggarkan pembatasan aktivitas sosial.

Selain itu, kembali ke kampus juga telah memicu wabah yang bergerak cepat dan memaksa ribuan anak muda untuk mengisolasi diri, demikian dilaporkan Fox News, Minggu.

Pada Agustus lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa orang dewasa muncul sebagai penyebar utama virus di banyak negara. Bangsa di Asia pernah mengalami lonjakan di mana usia mereka yang terinfeksi condong lebih muda, seperti dilansir Washington Post.

"Orang-orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an semakin mendorong penyebaran," kata Takeshi Kasai, direktur WHO regional Pasifik Barat, dalam jumpa pers bulan lalu, dan menjelaskan bahwa epidemi sedang berubah.

Peneliti Harvard University menemukan bahwa beberapa kondisi yang sudah ada sebelumnya lebih umum di antara pasien muda yang telah dirusak oleh virus atau meninggal. Pasien pria lebih mungkin daripada wanita untuk mengembangkan kondisi serius atau mengancam jiwa dan lebih dari setengah pasien yang dirawat di rumah sakit berkulit hitam atau Hispanik

Virus itu telah membunuh orang kulit hitam Amerika pada tingkat yang tidak proporsional. "Mengingat tingkat infeksi Covid-19 yang meningkat tajam pada orang dewasa, temuan ini menggarisbawahi pentingnya tindakan pencegahan infeksi pada kelompok usia ini," catat tim peneliti.

JAMA NETWORK | FOX NEWS | WASHINGTON POST


Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

9 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya