Pakar WHO: Hidup Tak Akan Normal Kembali Hingga 2022 Karena Pandemi

Kamis, 17 September 2020 06:35 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ilmuwan top di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan kecil kemungkinan dunia akan kembali normal hingga 2022 karena pandemi Covid-19. Menurut Swaminathan, banyak orang membayangkan bahwa pada Januari 2021 vaksin tersedia di seluruh dunia, dan semua akan kembali normal setelahnya, "tapi itu hanya sebuah fantasi, bukan begitu cara kerjanya."

Swaminathan yang juga kepala sains WHO menunjukkan bahwa garis waktu paling realistis menempatkan peluncuran vaksin Covod-19 selama pertengahan 2021 dan imunisasi tidak akan terjadi dalam semalam. "Mengenakan masker dan jaga jarak sosial juga masih diperlukan untuk sementara waktu," ujar dia, seperti dikutip Fox News, Rabu, 16 September 2020.

Menurutnya, WHO membutuhkan 60-70 persen populasi telah memiliki kekebalan sebelum mulai melihat penurunan dramatis penularan virus ini. "Kami juga tidak tahu berapa lama vaksin ini akan melindungi, itulah tanda tanya besar lainnya: Berapa lama kekebalan bertahan? Dan, mungkin saja Anda membutuhkan penguat," kata dia.

Minggu ini, salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, membuat prediksi serupa. Miliarder itu membantu mendanai banyak upaya vaksin. Berbicara dengan New York Magazine, Gates mengatakan kekebalan masyarakat global tampaknya tidak mungkin kembali normal sampai 2022.

Menurut pemilik Bill & Melinda Gates Foundation itu, distribusi vaksin akan menjadi tantangan selanjutnya jika 80 persen dari semua vaksin disetujui dan mendapatkan semua kapasitas untuk memberantas virus. "Itu memakan waktu hingga 2022. Anda berharap itu tidak melewati tahun 2022?" tutur Gates.

Mengembangkan vaksin yang layak biasanya membutuhkan waktu satu dekade, tapi upaya untuk menghasilkan vaksin virus corona baru itu telah dipercepat ke kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. New York Times melaporkan bahwa saat ini terdapat 40 vaksin dalam uji klinis dan sembilan sudah dalam pengujian Fase 3 di seluruh dunia.

Pada Rabu, 16 September 2020, departemen pertahanan dan lembaga federal kesehatan menguraikan rencana untuk vaksin potensial yang meliputi tersedianya secara gratis untuk semua orang Amerika. Menurut Associated Press, lembaga-lembaga sedang melihat perkiraan pada Januari untuk kemungkinan dimulainya kampanye vaksinasi.

Sementara pada Selasa, 15 September 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan kembali keyakinannya bahwa vaksin dapat tiba sebelum hari pemilihan presiden, pada 3 November mendatang. Saat ini, Amerika memiliki kasus virus terbanyak di dunia, Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins melaporkan 6,6 juta kasus dikonfirmasi dan lebih dari 196.000 kematian.

“Kami akan mendapatkan vaksin dalam beberapa minggu. Bisa empat minggu, bisa delapan minggu. Apakah sebelum pemilihan, bisa jadi, kami akan mulai mengirimkan vaksin segera setelah mendapatkannya," kata Trump.

Namun, pejabat kesehatan presiden sendiri menolak agenda seperti itu, dan pembuat vaksin telah bersumpah untuk menunggu data keamanan dan efektivitasnya. Namun, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengatakan vaksin sebelum pemilu, secara teoritis setidaknya masih mungkin.

FOX NEWS | SOUTH CHINA MORNING POST | NEW YORK TIMES

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

22 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

2 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

18 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

19 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

20 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

21 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

23 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

33 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

38 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya