Warga Malang Ciptakan Alat Supaya Nyaman Pakai Masker

Jumat, 18 September 2020 13:27 WIB

Alat pelindung mulut untuk menyempurnakan fungsi masker yang diberi nama Global Respiration Guard atau GRG. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Malang — Banyak orang ogah mengenakan masker, sekalipun itu masker bedah maupun yang terbuat dari kain, dengan alasan merasa tidak nyaman ataupun susah bernapas dan bicara. Padahal masker kini jadi salah satu alat pelindung utama untuk diri sendiri maupun orang dari pandemi Covid-19.

Andreas Suprayitno melihat fenomena keengganan tersebut sebagai solusi sekaligus peluang usaha. Pengusaha air minum dalam kemasan ini menciptakan sebuah alat pelindung mulut untuk menyempurnakan fungsi masker yang diberi nama Global Respiration Guard atau GRG. Alat ini berfungsi utama sebagai penyangga di bagian dalam masker atau penyekat antara mulut dan masker.

“Saya ingin melihat orang-orang senang pakai masker karena merasa nyaman, bukan karena terpaksa atau dipaksa-paksa. Jangan sampai orang pakai masker malah merasa tersiksa,” kata Andreas, warga Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, kepada Tempo, Jumat pagi, 18 September 2020.

Pria berusia 53 tahun itu mengaku melakukan survei dua bulan sebelum membuat GRG. Andreas masuk ke beberapa pasar, seperti Pasar Dinoyo, untuk ngobrol dengan pedagang dan pembeli yang mayoritas tidak bermasker.

Ada dua keluhan yang mereka sampaikan, yaitu tidak bisa bernapas lega dan artikulasi suara jadi tidak jelas. Masker juga jadi lembap akibat percikan liur atau droplet menempel di mulut. Droplet yang menempel berpotensi jadi sumber penularan Covid-19 jika terhirup ke dalam hidung.

Advertising
Advertising

Alat pelindung mulut untuk menyempurnakan fungsi masker yang diberi nama Global Respiration Guard atau GRG. Foto: Istimewa

"Jadi, fungsi utama GRG adalah penjaga jarak antara mulut dan masker agar tidak bersentuhan tapi tetap bisa tertutup rapat," katanya.

Baca juga:
Harga Rp 10 Jutaan, Masker Istri KSAD Diburu Institusi Medis

Alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang itu melakukan lima kali percobaan dalam membuat GRG dengan menggunakan kayu kamper. Kayu kamper dipilih karena lebih mudah dipotong sesuai bentuk yang diinginkan.

<!--more-->

Masalahnya, Andreas mengatakan, GRG tidak bisa diproduksi massal karena masa pengerjaannya lama. Satu buah GRG berbahan kayu kamper bisa menghabiskan waktu 5 jam. "Sudah begitu, kalau pun jadi, belum tentu warna dan ukurannya bisa sama."

Proses pengerjaan yang lama tentu berimbas pada biaya produksi. Padahal, Andreas juga ingin menjual GRG dengan harga murah supaya masyarakat tak lagi keberatan mengenakan masker.

Andreas lalu mengganti bahan kayu kamper dengan plastik. Secara teknis, proses pengerjaannya lebih gampang dan praktis dengan memakai mesin injection molding. “Dengan satu kali injeksi, saya bisa produksi 6.000 pieces per hari dengan warna dan ukuran yang sama dan bisa saya jual murah,” ujar Andreas.

Di percobaan awal, ketinggian alat 3,5 sentimeter dinilainya mengurangi nilai artistik saat pemakaian. Kemudian didapat dimensi yang pas untuk mulut pengguna segala usia, yaitu tinggi 6 sentimeter.

Menurutnya, apabila ada droplet virus yang menempel pada bagian luar masker akan sangat mungkin terisap karena saat berbicara mulut menempel pada masker. "Tapi GRG ini memperkecil potensi tertular virus Covid-19,” kata Andreas.

Baca juga:
Masker Istri KSAD Berbeda, Ini Kelebihannya daripada Masker N95

Andreas memproduksi GRG sejak awal minggu kedua September di sebuah pabrik di kawasan Kecamatan Sukun, Kota Malang. Alat dijual dengan harga Rp 10.000 per item. GRG juga dijajakan di lapak toko online.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

14 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

8 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

8 hari lalu

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya