Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pertalite dan Premium, Korban Covid-19, Li-Meng Yan
Reporter
Tempo.co
Editor
Erwin Prima
Jumat, 18 September 2020 21:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang tiga bahan bakar utama yang banyak dikonsumsi masyarakat, yakni Solar, Premium dan Pertalite. Ketiganya merupakan bahan bakar minyak yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Pemerintah daerah diminta berani melarang peredarannya dengan cara mencabut izin penjualan di SPBU.
Berita terpopuler selanjutnya, tren kasus baru infeksi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat menurun sedikit saja sementara kasus kematiannya meningkat. Perkembangan ini diketahui berdasarkan memo internal dari Federal Emergency Management Agency yang diperoleh ABC News pada Rabu malam 16 September 2020.
Selain itu, Facebook dan Instagram memperingatkan kepada penggunanya mengenai video wawancara virolog Cina, Li-Meng Yan, dalam Fox News Tucker Carlson Tonight pada Selasa, 15 September 2020. Isi wawancara tentang virus corona Covid-19 mungkin dari laboratorium militer di Cina itu dilabeli memuat informasi yang salah setelah melalui proses pemeriksaan fakta independen.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Kepada Pemda, KLHK: Cabut Izin Penjualan Pertalite, Premium dan Solar 48
Tiga bahan bakar utama yang banyak dikonsumsi masyarakat, yakni Solar, Premium dan Pertalite, merupakan bahan bakar minyak yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Pemerintah daerah diminta berani melarang peredarannya dengan cara mencabut izin penjualan di SPBU.
“Izin pembangunan SPBU ada di pemda, tinggal cabut izin penjualan Pertalite, Premium, dan Solar 48. Ketiganya jelas tidak memenuhi standar kendaraan yang beredar, dilarang saja,” kata Direktur Pengendalian Pencemaran Udara di Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dasrul Chaniago.
Dasrul menyatakan itu dalam webinar Program Langit Biru untuk Meningkatkan Mutu Udara Ambien, pada Rabu, 16 September 2020. Beberapa perwakilan pemerintah daerah hadir dalam sebagai pembicara dalam seminar daring itu.
Dasrul menjelaskan bahwa Solar dengan bilangan cetane 48 tak memenuhi aturan minimum 52. Sedang BBM Premium dan Pertalite disebutnya memiliki kandungan sulfur di atas 50 ppm, padahal regulasi yang ada mensyaratkan di bawahnya.
2. Memo Internal di AS Sebut Kematian Covid-19 Meningkat Hampir 17 Persen
Tren kasus baru infeksi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat menurun sedikit saja sementara kasus kematiannya meningkat. Perkembangan ini diketahui berdasarkan memo internal dari Federal Emergency Management Agency yang diperoleh ABC News pada Rabu malam 16 September 2020.
Otoritas kesehatan di Amerika Serikat mengkonfirmasi sebanyak 261.204 kasus baru Covid-19 sepanjang 9-15 September lalu, turun 0,7 persen dari periode seminggu sebelumnya. Saat yang sama ada 5.906 kasus kematian yang dilaporkan, meningkat 16,6 persen dibandingkan periode 7 hari sebelumnya.
Memo internal itu juga mencatat angka kasus positif dari tes Covid-19 di seluruh AS saat ini sebesar 4,4 persen dari total tes sampel yang dilakukan. Angka itu hanya lebih rendah 0,1 persen daripada periode sebelumnya.
Termasuk di antara korban meninggal Covid-19 di AS adalah seorang bayi berusia dua bulan di Michigan. Kematian bayi itu diumumkan chief medical executive Michigan, Joneigh Khaldun, dalam konferensi pers Rabu lalu. Khaldun sekaligus mendiskusikan bagaimana anak-anak tidak luput dari infeksi virus corona.
3. 3 Bukti Studi Virus Corona Li-Meng Yan, Platform Media Sosial Beda Sikap
Facebook dan Instagram memperingatkan kepada penggunanya mengenai video wawancara virolog Cina, Li-Meng Yan, dalam Fox News Tucker Carlson Tonight pada Selasa, 15 September 2020. Isi wawancara tentang virus corona Covid-19 mungkin dari laboratorium militer di Cina itu dilabeli memuat informasi yang salah setelah melalui proses pemeriksaan fakta independen.
Video berjudul 'Chinese whistle-blower to Tucker: This virus was made in a lab & I can prove it' itu telah dilihat lebih dari 478 ribu kali di Instagram dan dibagikan lebih dari 62 ribu kali di Facebook per Rabu. Li-Meng Yan, dalam video wawancara itu, menunjukkan kartu anggota staf di School of Public Health, University of Hong Kong.
Berbeda dari Facebook dan Instagram, Twitter memutuskan tak 'menyentuh' peredaran video yang sama di platformnya. Twitter mengaku telah meninjau unggahan serupa oleh Li-Meng dan memutuskan itu tidak melanggar kebijakannya tentang informasi yang salah mengenai Covid-19.
Terpisah, otoritas di Cina dan juga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) senada membantah teori Li-Meng Yan yang menyatakan bahwa virus corona baru, yang kini menyebarkan wabah infeksinya di dunia, itu tidak berasal dari alam. Keduanya secara konsisten menyatakan Covid-19 melakukan lompatan dari inang hewan, yang kemungkinan besar kelelawar, di pasar basah di Wuhan.