Rekor, AS Lakukan 1 Juta Lebih Tes Covid-19 dalam Sehari

Senin, 21 September 2020 17:23 WIB

Perawat Tina Nguyen, melakukan swab test pada warga yanh berada dalam mobil saat tes virus corona atau Covid-19 di Chinatown-Internatiomnal di Seattle, Washington, 26 Maret 2020. Amerika Serika kini memiliki kasus positif virus corona terkonfirmasi tertinggi di dunia melebihi China dan Italia. REUTERS/Lindsey Wasson

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mencetak rekor satu hari dengan lebih dari 1 juta tes diagnostik virus corona Covid-19 dilakukan. Meskipun begitu, para ahli menjelaskan, negara itu membutuhkan 6 juta hingga 10 juta tes sehari untuk mengendalikan wabah tersebut.

Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu telah melakukan 1.061.411 tes pada Sabtu, 19 September 2020, menurut data dari COVID Tracking Project, upaya yang dijalankan oleh sukarelawan untuk melacak wabah. Rekor tersebut muncul setelah pengujian turun selama beberapa minggu.

Reuters, Minggu, 20 September 2020 melaporkan, Amerika menguji rata-rata 650.000 orang per hari dalam pekan yang berakhir pada 13 September. Angka tersebut turun dari puncaknya pada akhir Juli sebanyak lebih dari 800.000 orang per hari.

Sejak awal pandemi, kekurangan pengujian telah menghambat upaya untuk mengekang penyebaran virus. Bahkan ada satu titik ketika penduduk Houston berbaris di dalam mobil dan menunggu berjam-jam untuk tes, bahkan tidur di kendaraan mereka semalaman. Wilayah Miami juga mengalami hal serupa.

Setelah diuji, orang mungkin harus menunggu hingga dua minggu untuk mengetahui apakah mereka terkena virus yang telah menewaskan hampir 200 ribu orang Amerika dan menginfeksi lebih dari 6,7 juta. Penundaan seperti itu menggagalkan tujuan mencoba mencegah infeksi lebih lanjut.

Advertising
Advertising

Pada Maret, Trump berkata: "Siapa pun yang ingin uji Covid-19, akan mendapatkannya." Namun, tujuan itu belum tercapai dan dilaksanakan dengan baik. Masalahnya adalah ketergantungan laboratorium pada peralatan pengujian otomatis yang menggunakan kit bahan kimia dan alat lain yang dibuat oleh segelintir produsen.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah memberikan izin penggunaan darurat untuk beberapa tes air liur, yang tidak memerlukan penyeka dan menggunakan reagen yang sudah tersedia. Negara Paman Sam ini juga telah mengesahkan pengujian gabungan, sebuah metode yang menguji sampel dari beberapa orang sekaligus dan dapat memperluas kapasitas pengujian.

Namun, pengujian gabungan hanya lebih efisien di daerah dengan wabah terbatas. Pada pertengahan September 2020, 27 dari 50 negara bagian memiliki tingkat tes positif di atas 5 persen, menurut analisis Reuters, termasuk South Dakota sebesar 17 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap tingkat kepositifan di atas 5 persen mengkhawatirkan.

REUTERS | COVID TRACKING PROJECT

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

7 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

19 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

22 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya