Survei: Hanya 51 Persen Orang Dewasa AS Mau Divaksin Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Senin, 28 September 2020 19:28 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan Pew Research Center menunjukkan penurunan minat vaksinasi Covid-19 pada orang dewasa di Amerika Serikat. Survei yang dilakukan pada 8-13 September 2020, melibatkan sekitar 10.093 orang dewasa di AS.

Berdasarkan survei tersebut, sekitar 51 persen orang dewasa di AS mengatakan mereka pasti atau mungkin bersedia menggunakan vaksin untuk mencegah Covid-19 jika tersedia saat ini. Sementara itu, sekitar 49 persen lainnya mengatakan pasti atau mungkin tidak bersedia melakukan vaksinasi saat ini.

Melansir laman Pew Research Center, pada Senin, 28 September 2020, lembaga survei itu sebelumnya sudah pernah melakukan survei serupa pada Mei 2020. Kala itu lembaga ini mendapatkan hasil sebanyak 72 persen orang dewasa Amerika mau menerima vaksin Covid-19. Dengan kata lain, selama Mei sampai September 2020, minat orang dewasa di AS terhadap vaksinasi Covid-19 menurun sebanyak 21 persen.

Di antara orang dewasa yang menyatakan tidak mau mendapatkan vaksin, sebanyak 76 persen di antaranya mengatakan faktor efek samping yang belum jelas merupakan alasan utama mereka tidak mau divaksin. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga masih mau melihat tingkat keefektifan vaksin yang akan diproduksi.

Melansir The Verge, asisten profesor di Fakultas Keperawatan Universitas Pennsylvania yang mempelajari keraguan vaksin, Melanie Kornides, mengatakan keraguan terhadap vaksin Covid-19 yang terjadi pada masyarakat memiliki banyak kesamaan dengan keraguan terhadap vaksin untuk anak-anak.

Advertising
Advertising

"Kami melihat banyak hal yang sama yang diungkapkan orang tentang vaksinasi masa kanak-kanak, termasuk kekhawatiran bahwa vaksin tidak efektif atau tentang efek samping jangka panjang yang tidak diketahui," ujar Melanie, dikutip dari The Verge.

Dia juga mengatakan, selain kekhawatiran berdasarkan pengalaman masa kanak-kanak, ada juga kekhawatiran mengenai upaya pemerintah AS yang terkesan mengebut produksi vaksin.

Lebih lanjut Melanie mengatakan, hal terpenting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 adalah komunikasi. Orang-orang yang terlibat dalam pengadaan vaksin harus bisa memberikan informasi mengenai vaksin sebaik mungkin.

"Saya pikir yang menjadi penting adalah memastikan penyedia layanan kesehatan telah benar-benar terlatih dalam mengkomunikasikan keamanan dan kemanjuran vaksin. Mereka juga harus meyakini bahwa vaksin sangat bermanfaat," ujar Melanie.

PEW RESEARCH | THE VERGE | MUHAMMAD AMINULLAH | EZ

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

3 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

4 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

5 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya