ITS Luncurkan Kapal Pintar I-Boat, Bisa Dijalankan Pakai Aplikasi Ojek Online
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 30 September 2020 07:13 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) meluncurkan kapal pintar nirawak atau Intelligent Boat (I-Boat) di PT Galangan Kapal Madura, Bangkalan, Jawa Timur, Selasa 29 September 2020. Kapal ini didesain untuk mampu menghadapi aneka cuaca saat dikirim ke lokasi dengan koordinat tertentu semisal untuk kepentingan evakuasi korban kecelakaan pelayaran.
Rektor ITS Surabaya, Mochamad Ashari, di sela acara peluncuran, menerangkan bahwa I-Boat dibuat oleh tim dosen dan mahasiswa yang seluruhnya berjumlah 41 orang. Diresmikan dalam rangkaian Lustrum XII ITS, kapal itu disebutnya melengkapi produk-produk sebelumnya seperti Robot Raisa dan mobil pintar (I-Car).
Keduanya telah lebih dulu diluncurkan pada 17 Agustus 2020 dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Ke–75 Republik Indonesia. "Dengan kondisi laut yang bergelombang terutama di saat cuaca buruk, kapal ini sangat presisi digunakan ke pulau-pulau kecil," ucapnya tentang I-Boat.
Dia menjelaskan, dengan dikendalikan teknologi cerdas, I-Boat dirancang dapat diperintah untuk menuju lokasi koordinat tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tujuannya, menghilangkan risiko keselamatan awak saat mengirim kapal itu menembus berbagai cuaca dan menunggang gelombang tinggi.
"Jika terdapat koneksi internet di wilayah operasionalnya, pengguna dapat mengendalikan melalui aplikasi user interface. Baik yang bersifat web-based maupun yang beroperasi melalui gadget android," katanya.
Baca juga:
Diluncurkan, Robot Raisa Bantu Petugas Medis Rawat Pasien Covid-19
Dalam pengembangan penelitian tahap berikutnya, I-Boat akan memiliki fitur berupa pemanggilan dan penetapan koordinat tujuan untuk areal laut yang lebih luas. Saat ini, kemampuan I-Boat sudah bisa menempuh hingga lebih dari 10 kilometer dengan dikoordinir oleh operator menggunakan aplikasi tertentu.
<!--more-->
"I-Boat ini bisa dijalankan sendiri dan akan kembali dengan otomatis. Jadi operator menjalankan melalui aplikasi tertentu seperti aplikasi ojek online, namun I-Boat bisa kembali ke tempat semula," kata Manajer Unit Klaster Inovasi Kemaritiman, Tri Achmadi.
Dengan dilengkapi kamera yang beresolusi tinggi, I-Boat mampu memilih obyek mana yang harus diangkut terlebih dahulu saat evakuasi korban kecelakaan di laut. Dalam simulasi yang sudah dilakukan, Tri mengungkapkan, I-Boat bisa memilih mana yang harus diselamatkan lebih dulu di antara orang dan boks.
"I-Boat juga bisa memilih titik aman saat menemukan korban tenggelam. Dengan begitu I-Boat ini sudah dalam uji kelayakan," katanya.
Direktur Operasi Biro Klasifikasi Indonesia, Mohammad Cholil, mengungkapkan alat transportasi bahkan di sektor maritim tidak bisa langsung dijual. Selain aspek efisiensi dan efektivitas, alat harus melalui uji kelayakan untuk memastikan semua sistem tidak ada yang gagal demi keselamatan awak dan penumpang serta perlindungan lingkungan laut.
Hal itu, kata Cholil, telah ditetapkan oleh IMO (International Maritime Organization) dan juga telah dimasukkan dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. "Ini kapal tanpa awak pertama yang masih harus diuji keselamatan. Aturan sudah ada tapi harus diuji publik dulu. Ini baru tahap awal, belum pada tahap sertifikasi," katanya.
Baca juga:
Mahasiswa UI Juara Lomba Kapal Hemat Energi Tingkat Dunia
Rencananya, aturan untuk pengajuan keamanan akan disusun dalam dua bulan. Sehingga bisa diajukan untuk sertifikasi.