Diteliti, Kemampuan Virus Corona Covid-19 Tinggal di Layar Kaca Smartphone

Reporter

Antara

Selasa, 13 Oktober 2020 06:59 WIB

Seorang lelaki Suriah yang berasal dari Turki, mengenakan masker bermain game di ponselnya saat berada di pusat karantina, dalam pencegahan Virus Corona di kota Jisr al. -Shughour di provinsi Idlib, Suriah, 30 April 2020. REUTERS/Khalil Ashawi

TEMPO.CO, Melbourne - Tim peneliti di Australia menemukan virus corona penyebab Covid-19 dapat bertahan di uang kertas, layar kaca smartphone, dan baja antikarat sampai 28 hari. Sepanjang periode itu, virus disebutkan masih bisa menginfeksi apabila terjadi kontak fisik terhadap permukaan benda-benda itu ataupun terhirup lewat saluran pernapasan.

Peneliti badan sains nasional Australia, CSIRO, menemukan kemampuan virus itu pada suhu lingkungan 20 derajat Celsius. Sebagai pembanding, pada suhu dan lingkungan yang sama, virus influenza A ditemukan dapat bertahan selama 17 hari.

Dipublikasikan di Virology Journal, Senin 12 Oktober 2020, hasil penelitian itu menyoroti pentingnya membersihkan dan mencuci tangan untuk membasmi virus corona Covid-19.

"Menentukan durasi virus benar-benar masih bertahan di permukaan benda memungkinkan kami untuk lebih akurat memprediksi dan mengurangi penyebaran virus dan melakukan tugas secara lebih baik untuk melindungi masyarakat kami," kata Kepala Eksekutif CSIRO, Larry Marshall.

Riset CSIRO melibatkan pengeringan virus dalam lendir buatan di berbagai permukaan dengan konsentrasi yang sama dengan sampel dari pasien Covid-19. SARS-CoV-2, nama virus corona itu, kemudian diekstrak setelah sebulan.

Advertising
Advertising

Eksperimen dilakukan di lingkungan laboratorium terkontrol pada suhu 20, 30, dan 40 derajat Celsius. Hasilnya membuktikan bahwa kemampuan virus tersebut bertahan hidup menurun seiring dengan peningkatan suhu. Sedang protein dan lemak dalam cairan tubuh mampu menambah durasi kelangsungan hidupnya secara signifikan.

"Riset tersebut mungkin juga membantu menjelaskan kelangsungan nyata penyebaran SARS-CoV-2 di lingkungan sejuk dengan kontaminasi protein dan lipid yang tinggi, seperti fasilitas pengolahan daging," kata Trevor Drew, Direktur Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia CSIRO.

Australia saat ini telah melaporkan total sekitar 27 ribu kasus infeksi Covid-19, di mana 898 di antaranya meninggal, di antara penduduknya yang berjumlah sekitar 25 juta orang. Episentrum gelombang kedua infeksi Covid-19 di Australia didapati di Negara Bagian Victoria yang melaporkan 15 kasus baru pada Senin.

Angka tersebut jauh dari target di bawah lima kasus, yang ditetapkan pemerintah untuk melonggarkan penguncian ketat di Ibu Kota Melbourne.

Publikasi penelitian ini tak berselang lama dari hasil penelitian di Jepang menggunakan sampel kulit manusia di laboratorium. Dari penelitian itu didapati kalau SARS-CoV-2 mampu bertahan hidup selama 9 jam, dan menjadi 11 jam jika dilingkupi droplet.

Baca juga:
Peneliti Jepang Tunjukkan SARS-CoV-2 Bisa Hidup di Kulit 9 Jam

Itu juga kontras dengan sebuah galur virus influenza A yang juga digunakan dalam studi itu. Virus flu A didapati hanya dapat bertahan hidup pada sampel yang sama hanya selama dua jam. Tapi, beruntungnya, kedua jenis virus corona itu, yang hidup lebih lama maupun lebih singkat, sama tidak tahan terhadap hand sanitizer.

Di masa awal pandemi Covid-19, peneliti di Amerika Serikat juga telah menganalisis berapa lama SARS-CoV-2 bisa bertahan hidup di aneka permukaan benda. Mereka mendapati, misalnya, virus itu bisa hidup pada tembaga selama lebih dari empat jam, di atas kertas karton lebih dari 24 jam, dan pada plastik serta besi lebih dari 72 jam.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

18 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

1 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Google Luncurkan Patch Keamanan Terbaru, Sembuhkan Bug dan Error Kamera Pixel 8

3 hari lalu

Google Luncurkan Patch Keamanan Terbaru, Sembuhkan Bug dan Error Kamera Pixel 8

Google perbaiki patch keamanan Pixel 8. Perbaiki errorr kamera.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

3 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

3 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

4 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

4 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya