450 Satwa Diselamatkan di Ibu Kota Sepanjang Tahun Ini, 223 Dilepasliar

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Oktober 2020 07:20 WIB

Petugas menunjukan paruh burung Enggang yang berhasil disita di Kantor Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Jakarta, Senin (7/1). ANTARA/M Agung Rajasa

JAKARTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta mencatat telah melakukan translokasi satwa sebanyak 12 kali sepanjang tahun ini (hingga September). Pelepasliaran maupun rehabilitasi itu dilakukan terhadap 223 satwa terdiri dari 39 burung, 167 reptil, 9 mamalia, dan 8 primata.

Di antara translokasi yang dilakukan itu adalah pelepasliaran burung jenis langkaRangkong Gading di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Burung besar dengan cula di atas paruhnya yang juga besar itu hasil penyerahan masyarakat.

“Ada juga burung endemik dari Maluku hasil penegakan hukum dan dilepas di Maluku, ada elang juga dan empat ekor beruang yang kami rehabilitasi di BKSDA Jambi,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 BKSDA Jakarta, Dian Banjar Agung, dalam webinar bertajuk Peran Strategis Masyarakat dan Pemerintah dalam Menjaga Habitat dan Ekosistem, Sabtu 17 Oktober 2020.

Sepanjang tahun ini pula, BKSDA Jakarta juga tercatat telah melakukan 92 kali evakuasi, penyerahan, penitipan, dan penegakan hukum terkait satwa dilindungi. Seluruh kegiatan tersebut berdampak terhadap 450 satwa.

Langkah penyelamatan satwa juga dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat Center Of Orangutan Protection (COP). Lembaga ini memiliki beberapa fasilitas rehabilitasi satwa, salah satunya di Berau, Kalimantan Timur, yang dikelola bekerja sama dengan BKSDA wilayah setempat.

Advertising
Advertising

COP juga menjalankan program sekolah hutan yang diperuntukkan bagi bayi orangutan dengan usia kurang dari 6 tahun. Dengan program sekolah itu, Direktur COP Daniek Hendarto Sulistyo menerangkan, para bayi orangutan akan dilatih untuk bisa bertahan hidup sebelum dilepasliarkan.

Selain di Kalimantan Timur, COP juga tengah membangun pusat rehabilitasi di Sumatera Utara yang diperuntukkan bagi primata yang telanjur ke luar dari habitatnya. “Kami berharap tahun ini sudah bisa beroperasi bersama BKSDA Sumatera Utara untuk upaya pertolongan bagi satwa yang membutuhkan,” kata Daniek.

Baca juga:
Tekad dan Patih, Dua Banteng Jawa Pertama Dilepasliar di Habitat Alami

Selain menyelamatkan satwa secara langsung, program yang dijalankan juga menyasar pelibatan masyarakat sekitar habitat dan ekosistem. Sebagai masyarakat yang paling dekat dengan kehidupan satwa dan habitatnya, banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pelestarian satwa.

COP bahkan melibatkan mantan pemburu untuk menjadi kordinator ranger dalam pengamanan lokasi pelepasliaran dan kordinator tim pengamatan orangutan yang sudah dilepasliarkan. “Pelibatan seperti ini tentunya akan membuat masyarakat merasa memiliki dan ikut menjaga keanekaragaman hayati sekitar mereka,” kata Daniek.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

1 hari lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

6 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

23 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

27 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

36 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

41 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

41 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

43 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

49 hari lalu

Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, ditutup sementara bagi pengunjung pada 16-18 Maret 2024, karena cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

52 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya