Pakar Siber: Bukan Hanya VPN Gratis yang Bermasalah
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 24 Oktober 2020 16:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak orang bergantung kepada akses internet, baik untuk membuat mereka bisa tetap terhubung satu sama lain maupun melaksanakan aktivitas lainnya dari rumah. Pandemi pula yang pada akhirnya membuat Virtual Private Network (VPN) semakin populer.
Banyak orang diketahui berusaha menyiasati berinternet tanpa menggunakan kuota menumpang jaringan itu. Tapi ini dianggap membawa risiko ancaman serangan siber untuk penggunanya.
Kepala penelitian siber Check Point, Yaniv Balmas, menerangkan bahwa secara umum, VPN adalah layanan yang dirancang untuk mengenkripsi seluruh lalu lintas komputer penggunanya dan saat yang sama menyembunyikan identitas dengan merutekan lalu lintas melalui satu atau lebih router anonim.
Dengan asumsi bahwa penyedia VPN menggunakan metode enkripsi terbaru dan sering mengubah titik router, layanan ini seharusnya menyediakan layanan yang aman dan tangguh. Namun, Balmas mengatakan masalah terletak pada detailnya.
Balmas mengungkapkan, dalam banyak kasus VPN, terutama VPN gratis, jaringan itu membuat pengguna terbuka terhadap virus dan berpotensi melanggar privasi. "VPN yang diimplementasikan dengan buruk menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan bagi penggunanya," kata dia dikutip dari Forbes, Sabtu 24 Oktober 2020.
Pakar VPN, Callum Tennent, mengaku telah membuktikan potensi ancaman itu. "Kami menguji 150 aplikasi VPN Android gratis teratas dan menemukan bahwa banyak yang memiliki masalah keamanan dan kinerja yang serius," kata dia.
Riset yang dilakukannya pada 2019 itu mengungkapkan bahwa 18 persen dari VPN yang diuji mengandung potensi malware atau virus, lalu 85 persen mengizinkan fungsi yang dapat membahayakan privasi pengguna, dan 25 persen mengekspos lalu lintas pengguna.
"Bukan hanya aplikasi VPN Android gratis yang bermasalah, 20 aplikasi VPN teratas untuk iPhone dan perangkat Android juga menemukan hasil yang sangat mirip," kata Tennent.
Baca juga:
Berisi Malware Joker, Segera Hapus 17 Aplikasi Ini dari Play Store
Riset terhadap 283 VPN pada tahun ini mengulangi peringatan yang sama. Seperti dikutip dari laman vpnmentor, riset itu menunjukkan bahwa banyak VPN gratis berisi malware. Faktanya, sebanyak 38 persen VPN menunjukkan sinyal terinfeksi malware.
Studi yang sama juga menemukan bahwa 72 persen VPN gratis menyematkan pelacak pihak ketiga dalam perangkat lunak mereka. Pelacak ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas online sehingga pengiklan dapat menargetkan iklan dengan lebih baik.