TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyatakan belum ada potensi gempa susulan setelah gempa di wilayah Kabupaten Bandung, Minggu malam 1 November 2020. Gempa berkekuatan Magnitudo 4,0 itu terjadi pada pukul 21.34 WIB.
"Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut," kata Kepala BBMKG Wilayah II, Hendro Nugroho dalam keterangannya yang diterima di Bandung, Minggu malam.
Ia mengatakan gempa itu bersumber di darat, kedalaman lima kilometer, sehingga tidak ada potensi tsunami di laut selatan pulau Jawa. Penyebabnya diketahui aktivitas Sesar Garut Selatan atau Garsela, tepatnya, 21 kilometer tenggara Kabupaten Bandung.
Getarannya yang terkuat dirasakan di Kecamatan Pangalengan dengan skala III MMI atau setara getaran gempa yang bisa dirasakan di dalam rumah, seakan ada truk yang sedang melintas.
Gempa ini hanya selang sehari dari yang terjadi di Purwakarta dan getarannya juga dirasakan di Bandung sebelah barat. Gempa Sabtu pagi itu tercatat berkekuatan 2,6 M tapi dengan kedalaman yang leih dangkal, yakni tiga kilometer. Di kawasan ini diketahui keberadaan Sesar Cirata.
Adapun aktivitas Sesar Garsela sebelumnya, di antaranya, tercatat dalam gempa 26 Juni lalu. Saat itu, kekuatan gempa 3,5 M dengan sumber sekitar 17 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung dan kedalaman sama yakni 5 kilometer.
Pada 2019, Sesar Garsela juga menggeliat pada 11 Februari dan 19 Desember. Yang pertama, berdasarkan catatan BMKG, menyebabkan gempa 4,1 M dan yang kedua 3,0 M.