IDI: Vaksinasi Covid-19 Tergantung Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac

Senin, 16 November 2020 19:25 WIB

Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Barat Eka Mulyana mengatakan persiapan vaksinasi Covid-19 massal tidak bisa dilepaskan dari hasil uji klinis vaksin Covid-19.

Vaksinasi bisa dilaksanakan bila uji klinis sudah selesai dan dinyatakan berhasil. “Paling cepat baru bisa diumumkan hasil uji klinisnya pada awal tahun depan,” ujarnya saat dihubungi Senin, 16 November 2020.

Eka mengatakan sekarang fokusnya tertuju pada uji klinis vaksin apakah akan berhasil. “Karena kalau uji klinis tidak berhasil akan sia-sia semua,” ujarnya. Sejauh ini, menurutnya, kesiapan resmi vaksinasi massal terkait hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, walau jenis vaksin lain juga banyak.

Menurut Eka, sejauh ini belum ada pembekalan untuk vaksinasi massal bagi para dokter. “Belum ada ke arah sana, kita selalu siap karena vaksinasi sudah biasa walau bukan pandemi,” ujarnya.

Sementara itu, teknis distribusi dan penyimpanan vaksin Covid-19 Sinovac yang tengah diuji di Bandung disebut sama seperti vaksin pentabio.

Advertising
Advertising

Menurut peneliti uji vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil, perlakuan vaksin Sinovac bisa sama seperti vaksin lain yang sudah biasa dipakai untuk imunisasi massal. “Bisa karena bahannya sama dari vaksin yang dimatikan,” ujar Kusnandi saat dihubungi Senin.

Menurut ketua tim uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia itu, vaksin-vaksin keluaran Bio Farma seperti pentabio disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius. Alat penyimpannya sudah ada di Puskesmas untuk menampung kiriman vaksin. Perangkatnya sudah standar di puskesmas se-Indonesia. “Sama dengan vaksin untuk anak-anak,” ujarnya.

Vaksin pentabio merupakan lima jenis vaksin yang disatukan atau sekali disuntikkan. Fungsinya untuk menangkal penyakit difteri, tetanus, pertusis, Haemophillus Influenza Tipe B, dan hepatitis B. Imunisasi massal vaksinasinya ditujukan pada bayi yang dilanjutkan pada masa anak-anak secara berkala. “Transportasinya sama pakai mobil dari Bio Farma ke dinas kesehatan provinsi, ke kecamatan, puskesmas, sudah ada mobilnya,” kata Kusnandi.

Soal teknis vaksinasi massalnya nanti, dia menyerahkan pengaturannya ke pemerintah, termasuk penentuan prioritas penyuntikan vaksinnya berdasarkan zona merah sampai hijau. Pun terkait kesiapan atau penambahan perangkat untuk menampung vaksin Covid-19 nantinya. “Kalau itu tanya ke Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

6 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

51 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya