Statistikawan Unpad: Kasus Baru Covid-19 di Indonesia Menurun

Selasa, 17 November 2020 06:30 WIB

Petugas kesehatan mengambil sampel darah anggota PPS saat mengikuti rapid test di Balai Kota Depok, Senin, 16 November 2020. Rapid test COVID-19 ini guna memastikan kondisi sehat dan siap bertugas dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok pada 9 Desember 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Bandung - Statistikawan dari Universitas Padjadjaran, Yuyun Hidayat, menilai analisis berdasarkan data harian kasus Covid-19 di Indonesia bersifat menyesatkan alias misleading. Alasannya, pergerakan datanya cenderung bersifat fluktuatif atau gonjang-ganjing.

“Misleading artinya kita akan tersesat jika membuat interpretasi berdasarkan pergerakan data harian karena terjebak di kekinian dan kedisinian,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin 16 November 2020.

Baca juga:
Ini Sebab Vaksin Pfizer Sulit Sampai ke Pelosok Indonesia

Yuyun mencontohkan data kasus baru harian pada minggu ke-33 yaitu periode 11-17 Oktober 2020 terjadi tren kenaikan. Angkanya yaitu 3.267 kasus, kemudian 3.906, 4.127, 4.411, 4.301, dan 4.301 kasus harian.

Namun ketika diamati secara mingguan dari pekan ke-32 pada kurun 4-10 Oktober, terjadi sebaliknya. Dari catatan Yuyun, data kasus baru mingguan justru mengalami penurunan dalam 4 pekan berturut-turut atau selama sebulan.

Advertising
Advertising

Waktunya terhitung sejak minggu ke-32 dengan 29.446 kasus baru, lalu menurun mulai pekan ke-33 sebanyak 28.810 pada periode 11-17 Oktober. Selanjutnya pada pekan ke-34 total kasus positif Covid-19 sebanyak 28.218 orang per 18–24 Oktober.

Pada sepekan berikutnya 24.108 kasus, lalu pekan ke-36 sebanyak 23.748 kasus pada periode 1-7 November 2020. “Dan berujung tidak happy ending karena terjadi kenaikan lagi pada minggu lalu,” katanya.

Pada minggu ke-37 kasusnya melonjak jadi 29.171 per 8–14 November. Peningkatan kasus itu, menurutnya, disebabkan delay effect dari peristiwa libur panjang.

Seharusnya, menurut Yuyun, masyarakat perlu mendapat pujian karena selama 4 pekan berturut-turut sebelumnya angka kasus Covid-19 terus menurun. Masyarakat dinilainya sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah adaptasi kebiasaan baru. “Itu prestasi yang sepi penghargaan,” ujarnya.

Baca juga:
Susul Pfizer, Moderna Sebut Vaksin Covid-19 Miliknya Efektif Hampir 95 Persen

Sayang selama ini menurutnya sudah terlalu banyak pemberitaan yang menggaungkan ketidaktaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Termasuk ulah beberapa kelompok yang mempertontonkan kerumunan massa.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

18 jam lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

2 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

2 hari lalu

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

Pelaksanaan UTBK SNBT tahun ini mengalami gangguan teknis pada hari pertama yang digelar serentak secara nasional pada Selasa, 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

2 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

3 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya