UNICEF Gandeng 350 Lebih Mitra untuk Distribusikan Vaksin Covid-19 ke 92 Negara

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Selasa, 24 November 2020 13:30 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Jakarta - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) bekerja sama dengan lebih dari 350 mitra, termasuk maskapai penerbangan besar, perusahaan pelayaran, dan asosiasi logistik dari seluruh dunia, untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 ke 92 lebih negara segera setelah dosis tersedia, demikian disampaikan lembaga itu pada Senin, 23 November 2020.

Direktur Divisi Pasokan UNICEF Etleva Kadilli menyoroti pentingnya kemitraan tersebut untuk memastikan kapasitas bagi upaya masif itu.

"Seiring upaya pengembangan vaksin Covid-19 terus berlanjut, UNICEF meningkatkan upayanya bersama maskapai, operator kargo, perusahaan pelayaran, dan asosiasi logistik lainnya untuk mengirimkan vaksin yang dapat menyelamatkan nyawa itu secepat dan seaman mungkin," ujarnya.

"Kolaborasi yang tak ternilai ini akan sangat membantu dalam memastikan ketersediaan kapasitas transportasi yang mencukupi untuk operasi bersejarah dan besar-besaran ini. Kami membutuhkan kerja keras semua pihak saat kami bersiap mendistribusikan dosis vaksin Covid-19, jarum suntik, dan lebih banyak lagi alat pelindung diri (APD) untuk melindungi pekerja garis depan di seluruh dunia," tambah pejabat UNICEF tersebut.

Untuk memulai persiapan, UNICEF bersama dengan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memberikan pengarahan kepada sejumlah maskapai penerbangan global utama pada pekan lalu terkait perkiraan kapasitas yang dibutuhkan dan membahas cara untuk mengangkut hampir 2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada tahun depan. Selain itu ada pula 1 miliar jarum suntik yang perlu diangkut menggunakan transportasi laut.

Advertising
Advertising

Dalam beberapa pekan mendatang, UNICEF juga akan menaksir kapasitas transportasi yang ada untuk mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan mendatang, kata lembaga itu.

"Pengadaan, pengiriman, dan distribusi vaksin Covid-19 diperkirakan akan menjadi operasi terbesar dan tercepat yang pernah dilakukan," imbuh UNICEF.

UNICEF memimpin upaya pengadaan dan pengiriman vaksin dari para produsen yang bekerja sama dengan Fasilitas COVAX. Dalam kolaborasinya dengan PAHO, UNICEF akan mengoordinasikan pembelian dan pengiriman untuk 92 perekonomian berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah secepat dan seaman mungkin.

Usaha tersebut dilakukan berlandaskan upaya UNICEF yang telah berjalan lama dengan industri logistik dalam mengangkut pasokan ke seluruh dunia kendati ada pembatasan terkait penyebaran pandemi.

Sejak Januari, lembaga itu telah mendistribusikan pasokan Covid-19 seperti masker, baju pelindung, konsentrator oksigen, dan alat uji diagnostik senilai lebih dari US$ 190 juta (Rp 2,7 triliun) untuk mendukung negara-negara dalam merespons penyebaran pandemi.

Sebagai pembeli tunggal vaksin yang terbesar di dunia, UNICEF biasanya menangani pengadaan lebih dari 2 miliar dosis vaksin setiap tahun untuk imunisasi rutin dan respons wabah atas nama hampir 100 negara.

Keahlian yang tidak tertandingi ini mencakup koordinasi ribuan pengiriman dengan berbagai persyaratan rantai dingin, menjadikan lembaga PBB itu ahli dalam bidang manajemen rantai pasokan produk-produk yang membutuhkan suhu terkontrol, yang sangat dibutuhkan dalam upaya bersejarah ini.

ANTARA | XINHUA

Berita terkait

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

3 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

5 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya