TEMPO.CO, Jakarta - Vivo masih menguasai pasar smartphone di Indonesia sepanjang kuartal ketiga tahun ini. Merek ini mendominasi 24,1 persen pasar Indonesia, mengungguli Oppo, Xiaomi, Samsung, dan Realme di daftar 5 besar.

Seperti yang terjadi pada kuartal sebelumnya, Vivo menang di segmen low-end dan ultra low-end, dengan rentang harga 100 dolar AS - 200 dolar AS (sekitar Rp 1,4-2,8 juta). Vivo di antaranya memperkenalkan model Y12i, Y20, dan Y30i di segmen ini. Seri X50 Pro dan V20 juga dipromosikan secara agresif.

Perusahaan riset IDC, yang membuat pemeringkatan ini, menyebut seri V20 juga mendapatkan reaksi pasar yang baik setelah diperkenalkan menjelang akhir Q3 2020. Pesaing terdekatnnya di segmen ini adalah seri Redmi 8A Pro, Redmi 9A, Redmi 9C dan Redmi 9 dari Xiaomi.

Xiaomi berada di peringkat ketiga penguasa pasar Indonesia pada kuartal yang sama dengan penguasaan 18,1 persen. Ini naik dari kuartal dua yang 16,9 persen. Pada kuartal tiga, Xiaomi menyalip Samsung yang bertukar ke posisi empat dengan dominasi pasar melorot dari 18,7 menjadi 17,2 persen meski telah memperkenalkan lini produk Galaxy A01 Core di segmen ultra low-end.

Adapun di posisi dua, setelah Vivo, belum berubah pula yakni Oppo dengan tingkat penguasaan pasar relatif tak berubah dari 21,2 persen kuartal lalu menjadi 21,7 persen kuartal tiga. Menurut IDC, Oppo mempertahankan dominasinya di segmen midrange, dengan harga 200-400 dolar AS (sekitar Rp 2,8-5,6 juta).

Realme yang berfokus pada lini produk C-series--model C11 berkompetisi di ruang yang sama dengan Xiaomi seri Redmi 8/9 pada rentang harga di bawah Rp 2,8 juta--berada di urutan lima. IDC mencatat, seri midrange Realme 7 yang baru diperkenalkan tidak mendapatkan respons pasar yang lebih baik dari seri pendahulunya.

Baca juga:
Kalahkan Apple, Samsung Merek Smartphone Terbesar di Amerika setelah 3 Tahun

Secara keseluruhan, IDC menyebut para perusahaan smartphone terlibat kompetisi yang ketat dalam memperkenalkan berbagai lini smartphone di segmen harga yang terjangkau. Dampaknya, pertumbuhan tahunan sebesar 20 persen di segmen ultra low-end atau harga di bawah 100 dolar AS (sekitar Rp 1,4 juta), dan mencapai pangsa pasar sebesar 16 persen setelah penurunan selama tiga kuartal berturut-turut.