Menristek Ungkap Penyempurnaan yang Harus Dilakukan GeNose UGM

Sabtu, 28 November 2020 11:55 WIB

Alat tes Covid-19 lewat napas GeNose yang dikembangkan UGM. Foto: dok.UGM

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro membeberkan progres inovasi alat pendeteksi Covid-19 bernama GeNose yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Alat yang bekerja mendeteksi virus coron di embusan napas itu, kata menristek, sudah hampir rampung uji klinis tahap dua.

“Uji klinis tahap kedua karena sebelumnya baru satu rumah sakit dengan jumlah pasien yang sangat terbatas,” ujar Bambang, Jumat 27 November 2020.

Tahap dua uji klinis GeNose, Bambang menjelaskan, melibatkan 10 rumah sakit dengan target lebih dari 1.600 pasien atau sampel. Diharapkannya, pada Desember nanti, setelah tahap uji klinis kedua selesai, alat pengendus Covid-19 ini sudah bisa didistribusikan untuk keperluan masyarakat.

Namun Bambang mengingatkan, jika sejauh ini, alat itu belum mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan sebagai syarat untuk distribusi. Jadi fokus November ini, dia menambahkan, paling cepat merampungkan penyelesaian uji klinis tahap kedua serta masuk tahap produksi.

Bambang menjelaskan GeNose sudah memiliki prototipe. Dalam ujicoba pertamanya di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta pun alat yang ditanami teknologi kecerdasan buatan itu mampu mendeteksi Covid-19 dengan tingkat akurasi hingga 97 persen.

Advertising
Advertising

“Itu dibandingkan dengan akurasi terhadap swab test PCR yang jadi standar tes infeksi virus corona Covid-19,” ujar Menristek.

Mesin GeNose. dok.UGM

Hanya saja, kata Bambang, alat atau prototipe yang ada sedang disempurnakan di bagian tempat penyimpanan embusan napas. Penyempurnaan untuk memastikan lagi alat itu ketika nanti diproduksi dan dipakai massal bisa selalu dalam kondisi steril.

“Karena alat ini akan banyak dipakai maka harus ada penyempurnaan alat penyimpanan agar aman khususnya dari paparan virus corona penyebab Covid-19 itu sendiri,” ujar Bambang.

Baca juga:
Alat Tes Covid-19 lewat Napas akan Dibanderol Harga Rp 40 Juta

Bambang mengaku memberi dukungan penuh kepada UGM untuk pengembangan alat ini. Di antaranya lewat pembiayaan anggaran untuk melakukan uji klinis tahap kedua yang digencarkan selama November ini agar Desember bisa segera distribusi.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

27 menit lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

2 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

14 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

14 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

16 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

17 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

17 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

22 jam lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya