Erupsi Gunung Ili Lewotolok, PVMBG: Status Naik Jadi Siaga
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Minggu, 29 November 2020 17:29 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani, mengatakan status Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) naik menjadi Level 3 atau Siaga.
“Terjadi peningkatan aktivitas dari hasil pemantauan aktivitas baik dari peralatan dan visual. Ancamannya juga meningkat,” kata dia, pada Tempo, Minggu, 29 November 2020.
Kasbani mengatakan, lembaganya menambah daerah radius ancaman bahaya aktivitas Gunung Ili Lewotolok yang asalnya hanya 2 kilometer saat statusnya Waspada, menjadi 4 kilometer dengan berubahnya status gunung tersebut.
Erupsi kedua yang terjadi hari ini, Minggu, 29 Novmeber 2020, misalnya menghasilkan material lontaran melewati batas aman saat statusnya Waspada.
Material lontaran berupa pasir halus misalnya sudah menjangkau Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok milik PVMBG yang berjarak 6 kilometer. Sementara material pasir yang relatif lebih besar ukurannya menjangkau permukiman penduduk terdekat dari kawah gunung tersebut yang berjarak 4 kilometer.
“Pasir agak kasar sudah sampai ke radius 4 kilometer, di situ ada dusun di arah tenggaranya jaraknya 3-4 kilometer. Kalau pos kami sudah ada pasir halus,” kata Kasbani.
Kasbani mengatakan, lembaganya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk menyampaikan potensi ancaman akibat letusan Gunung Ili Lewotolok.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD setempat supaya masyarakat disiapkan masker, dan tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah gunung tersebut.
Kasbani mengatakan, sebagian warga yang permukimannya relatif dekat dengan gunung tersebut, misalnya, sudah ada yang melakukan evakuasi mandiri. “Masyarakat ada yang sudah melakukan evakuasi mandiri karena merasa tidak nyaman,” kata dia.
Gunung Ili Lewotolok di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, meletus Minggu pagi, 29 November 2020, pukul 09.45 WITA. “Ini erupsi kedua dengan ketinggian kolom abu 4.000 meter dari atas puncak, atau sekitar 5.400 meter dari atas muka laut,” kata Kasbani.
AHMAD FIKRI