BPPTKG : Migrasi Magma Makin Dekati Puncak Gunung Merapi

Rabu, 2 Desember 2020 13:40 WIB

Foto udara kondisi puncak Gunung Merapi, Jumat 27 November 2020. (ANTARA/HO-BNPB)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan pemendekan deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada Gunung Merapi saat ini terus berlanjut cukup signifikan.

Hal itu diketahui berdasarkan data Electronic Distance Measurements (EDM), khususnya sejak status Merapi naik dari waspada menjadi siaga per 5 November 2020 lalu.

“Terjadi pemendekan baseline (kurva data) EDM di Gunung Merapi secara kontinyu,” ujar Penyelidik Bumi BPPTKG Yogyakarta Nurnaning Aisyiah, Rabu, 2 Desember 2020.

BPPTKG menilai pemendekan jarak EDM ini menjadi informasi yang sangat penting bersama data lain, seperti seismisitas dan kandungan gas yang dipakai untuk mengetahui aktivitas vulkanik di Merapi terkini. “Dari data itu kita tahu bahwa saat ini sedang ada aktivitas kritis dari Merapi,” ujar Nurnaning.

Nurnaning membeberkan, dari pengukuran yang dilakukan BPPTKG saat ini, salah satunya melalui pemantauan dari Pos Babadan, pos yang ada di sisi barat daya Merapi, sejak bulan Juni lalu sudah mulai terjadi aktivitas pemendekan baseline EDM itu. Bahkan saat memasuki bulan Oktober, mulai tertangkap terjadinya percepatan pemendekan baseline EDM itu hingga sebesar 4.65 m.

Advertising
Advertising

“Sejak Oktober itu percepatan pemendekan baseline EDM Merapi itu mulai terjadi dan konstan lajunya (sekitar 4.65 m) hingga saat ini,” ujar Nurnaning.

Adanya percepatan pemendekan jarak EDM yang terpantau dari Pos Babadan ini, ujar Nurnaning, menjadi indikasi adanya migrasi magma Merapi dari sumber relatif lebih dalam yang sedang menuju permukaan.

Namun, untuk mengetahui asal sumber tekanan magma itu berada dan arah keluarnya, BPPTKG melakukan pemodelan yang mendasarkan pada besaran percepatan pemendekan EDM yang dibagi per periode waktunya.

Dari pembagian menjadi enam periode itu, diketahui dari periode I-III (Juni-Oktober) lokasi sumber tekanan masih dari 5,9 kilometer di bawah puncak Merapi. Namun, pada periode IV-VI (Oktober-November) sumber tekanan yang diduga dari pergerakan magma itu sudah bergeser cepat hingga hanya 1,3 kilometer di bawah puncak gunung.

“Jadi benar dugaan kami telah terjadi migrasi magma, yang semula (Juni-Oktober) masih berjarak 5,9 km dari puncak, namun November ini jadi lebih dangkal,” ujarnya.

Tak hanya dari Pos Pantau Babadan saja, BPPTKG pun mengumpulkan data dari pos pantau sisi lainnya dari Merapi. Misalnya, hasil pemantauan dari Pos Jrakah yang ada di sisi utara Gunung Merapi, juga terpantau pemendekan baseline EDM. Namun, laju pemendekannya tak seintens yang terpantau dari Pos Babadan atau hanya sekitar 0.08 m.

Lalu dari pemantauan dari Pos Selo atau timur laut Gunung Merapi, pemendekan baseline EDM lebih kecil skalanya dibanding Pos Babadan dan Jrakah yakni sebesar 0.25 m.

Pemendekan baseline EDM paling kecil terpantau dari pos Mriyan, yakni sebesar 0.06 m. “Dari pemendekan baseline dari tiap pos itu diketahui bahwa di Merapi saat ini sudah terjadi inflasi, sumber tekanan yang memicu pemendekan jarak tunjam (EDM),” ujarnya.

Nurnaning menuturkan dalam pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Merapi digunakan berbagai macam metode dan peralatan. Tak hanya dari EDM yang dipakai sebagai metode pemantauan deformasi untuk mengetahui perubahan bentuk tubuh gunung api akibat aktivitas magma, tapi juga menggunakan tiltmeter dan GPS (Global Positioning System).

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

1 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

16 hari lalu

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

Erupsi Gunung Ruang pada 17 April diklaim sebagai letusan gunung api terdahsyat di Indonesia selama setengah abad terakhir.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

22 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

38 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

39 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

48 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya