PBB Prediksi 2020 Jadi Tahun Terpanas Kedua Setelah 2016

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 3 Desember 2020 06:15 WIB

Pengunjung berjalan dekat dengan lembaran terpal besar yang menutupi gletser Presena untuk menunda pencairan salju di lereng ski di Passo del Tonale, dekat Trento, Italia 13 Juli 2020. Para konservasionis menutupi gletser Presena yang mengalami penyusutan akibat pemanasan global. REUTERS/Flavio Lo Scalzo

TEMPO.CO, Jenewa - Tahun 2020 berada dalam jalur untuk menjadi tahun terpanas kedua dalam catatan, setelah 2016, sebagaimana dikatakan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, 2 Desember 2020.

Lima kumpulan data saat ini menempatkan tahun 2020, tahun yang ditandai dengan gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan amukan badai, sebagai yang terpanas kedua sejak pencatatan dimulai pada tahun 1850.

"2020 sangat mungkin menjadi salah satu dari tiga tahun terpanas yang tercatat secara global," kata badan PBB yang berbasis di Jenewa itu dalam laporan Situasi Iklim Global pada 2020.

Kemungkinan itu dipicu oleh panas yang ekstrim, kebakaran hutan yang berkobar di seluruh Australia, Siberia, dan Amerika Serikat tahun ini, mengirimkan asap ke seluruh dunia.

Adapun yang kurang terlihat adalah lonjakan panas laut ke level yang menjadi catatan rekor, dengan lebih dari 80 persen lautan global mengalami gelombang panas laut, kata WMO.

Advertising
Advertising

"Sayangnya, 2020 merupakan tahun yang luar biasa bagi iklim kita," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, yang mendesak lebih banyak upaya untuk mengekang emisi yang memicu perubahan iklim.

Konsentrasi gas rumah kaca naik ke rekor baru pada 2019 dan telah meningkat sepanjang tahun ini, meski sebelumnya tingkat emisi diperkirakan akan turun karena kebijakan lockdown terkait COVID-19, kata WMO bulan lalu.

Laporan WMO terbaru mengatakan suhu rata-rata global sekitar 1,2 derajat di atas garis dasar 1850-1900 antara Januari dan Oktober tahun ini, menempatkannya di urutan kedua di belakang 2016 dan sedikit di atas 2019.

Tahun-tahun panas biasanya dikaitkan dengan El Nio, peristiwa alam yang melepaskan panas dari Samudra Pasifik. Namun, tahun ini bertepatan dengan La Nia, yang memiliki efek sebaliknya dan mendinginkan suhu.

WMO akan mengkonfirmasi data pada Maret 2021.

Sebuah pakta iklim yang disepakati di Paris lima tahun lalu mendesak negara-negara melakukan upaya untuk membatasi peningkatan suhu hingga 1,5 derajat Celcius, di mana para ilmuwan memperingatkan akan risiko bencana perubahan iklim.

Meski tidak sama dengan melewati ambang batas pemanasan jangka panjang itu, badan PBB itu mengatakan terdapat kemungkinan sebesar satu banding lima untuk angka temperatur melebihi level tersebut secara sementara hingga 2024, dengan basis per tahun.

ANTARA | REUTERS

Berita terkait

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

2 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

4 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya