Vaksin Pfizer Dapat Lampu Hijau dari Komite FDA

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Jumat, 11 Desember 2020 07:40 WIB

Dosis vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) dari BioNTech dan Pfizer digambarkan dalam foto selebaran ini, saat Inggris menjadi negara barat pertama yang menyetujui vaksin COVID-19, di Mainz, Jerman. [BioNTech SE 2020, semua hak dilindungi undang-undang / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah komite ahli independen pada Kamis, 10 Desember 2020, merekomendasikan agar Food and Drug Administration (FDA) mengesahkan vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech untuk orang yang berusia di atas 16 tahun.

Kini, FDA akan memutuskan apakah akan mengikuti rekomendasi itu, sebagaimana dilaporkan The Verge, Kamis. Badan itu bisa mengumumkan keputusannya dalam beberapa hari. Jika mereka mengesahkan vaksin Covid-19 tersebut, petugas kesehatan dapat segera menerima suntikan.

“Saya berharap FDA segera bertindak untuk menerima ini,” kata Mark Mulligan, direktur NYU Langone Vaccine Center (pusat uji coba untuk vaksin Pfizer dan BioNTech), dalam konferensi pers setelah pertemuan.

Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait (VRBPAC) bertemu sepanjang hari Kamis untuk meninjau data tentang vaksin itu, membahas rencana distribusi, dan menguraikan rencana untuk penelitian lanjutan.

Ilmuwan FDA menerbitkan laporan tentang vaksin pada hari Selasa, yang menganalisis data dari perusahaan farmasi dan menemukan bahwa vaksin itu aman dan 95 persen efektif untuk mencegah gejala Covid-19.

Advertising
Advertising

Data dari uji klinis, yang melibatkan lebih dari 43.000 peserta, diterbitkan di New England Journal of Medicine pada hari Kamis dan melaporkan temuan yang sama.

Selain rekomendasi, rapat panitia juga menguraikan cara-cara peneliti akan terus mempelajari vaksin setelah disahkan. Uji coba awal dilakukan pada puluhan ribu orang, yang cukup untuk memahami seberapa baik kerjanya dan seberapa aman. Namun, vaksin pada akhirnya akan diberikan kepada ratusan juta orang.

“Terlepas dari ukuran dan cakupan uji coba yang benar-benar sesuai, penting untuk memantau vaksin setelah lisensi dan pasca-otorisasi,” kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional untuk Penyakit Pernapasan dan Imunisasi, dalam sebuah presentasi kepada komite pada hari Kamis. “Dan itu terutama berlaku dengan vaksin Covid-19.”

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan FDA akan melacak keamanan vaksin dengan beberapa sistem pemantauan, termasuk beberapa yang difokuskan pada warga di fasilitas perawatan jangka panjang dan orang-orang di militer.

Pfizer dan BioNTech juga akan memantau keamanan vaksin tersebut. FDA meminta perusahaan untuk memasukkan reaksi anafilaksis sebagai bagian dari risiko yang mereka pantau, setelah dua orang mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin di Inggris minggu ini.

Sumber: THE VERGE

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

17 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

5 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

48 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

4 Maret 2024

Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

Klaim bahwa yoghurt dapat menurunkan risiko penyakit Diabetes Tipe 2 itu sesuai dengan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Baca Selengkapnya