Vaksin Covid-19 Pfizer akan Masuk Cina Tahun Depan

Reporter

Terjemahan

Selasa, 15 Desember 2020 11:19 WIB

Seorang mempersiapkan dosis untuk suntikan vaksin Covdi-19 di UW Health, Madison, Wisconsin, 14 Desember 2020. Vaksin Pfizer telah diizinkan untuk digunakan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (US FDA) pada hari Jumat. John Maniaci/UW Health/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 Pfizer dari Amerika Serikat akan masuk Cina--negara yang selama ini dinilai memimpin dalam perlombaan pengembangan vaksin itu di dunia. Vaksin Pfizer rencananya akan dibawa oleh mitra BioNTech, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group.

Perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, adalah mitra Pfizer dalam pengembangan vaksin Covid-19 menggunakan teknik mRNA. Sebuah kontrak kesepakatan awal senilai US$ 135 juta dilaporkan telah diteken BioNTech dengan Fosun untuk hak eksklusif penjualan vaksin Pfizer di daratan Cina, Taiwan, Hong Kong, dan Makao.

Baca juga:
Negara Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer Bertambah

Fosun berencana mengimpor sebanyak 7,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Jerman itu pada pertengahan pertama 2021 per Januari. Saat ini, berdasarkan keterangan sejumlah sumbernya yang mengetahui rencana impor tersebut, Caixin melaporkan kalau Fosun sedang mengatur logistik vaksin itu dari pabrik BioNTech di Jerman ke Cina dengan beberapa maskapai.

Fosun memastikan haknya untuk bisa mendistribusikan vaksin itu di Cina daratan, Hong Kong, Taiwan, dan Makao, pada Maret lalu. Pada Agustus lalu, Fosun juga mengungkap rencananya menyuplai 10 juta dosis ke Hong Kong dan Makao melalui Jacobson Pharma Corp yang berbasis di Hong Kong.

Advertising
Advertising

Berdasarkan kontrak kesepakatannya dengan BioNTech pula, Fosun bertanggung jawab mengurus perizinan vaksin itu ke otoritas kesehatan di Cina. Per akhir pekan lalu, Fosun menyatakan sudah siap mengirim dokumen ke pemerintahanan di Hong Kong paling cepat pekan depan. Belum ada keterangan untuk proposal ke Beijing.

Fosun akan bertanggung jawab untuk pemasaran dan biayanya dan untuk itu akan mendapatkan 65 persen dari keuntungan kotor. Fosun mengatakan di masa depan mungkin akan bernegeosiasi lagi dengan BioNTech untuk kemungkinan manufaktur dan pengemasan vaksin itu di Cina.

Seiring dengan kebutuhan penyimpanan ultra-dingin untuk vaksin itu, Fosunjuga mengatakan telah mengnvestasikan fasilitas ultra-cold storage dekat Bandara Pudong Shanghai. Perusahaan penyedia perlengkapan alat pendingin Moon Environment Technology Co. Ltd. yang dikontrak untuk membangun fasilitas itu.

Uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech telah rampung dengan klaim efikasi sampai 95 persen. Pada Kamis lalu, vaksin ini membuat pencapaian lain ketika panel ahli di Amerika Serikat merekomendasikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan negara setempat (FDA) untuk menggunakannya. Amerika menyusul sejumlah negara lain seperti Inggris, Bahrain dan Kanada.

Baca juga:
Cina Memimpin Perlombaan Vaksin Covid-19 di Dunia

Vaksin Covid-19 bikinan dalam negeri Cina juga sudah ada yang digunakan dan diberikan kepada ratusan ribu orang dalam kerangka penggunaan darurat. Vaksin itu adalah yang dikembangkan Sinopharm dan Cansino Biologics. Meski begitu keduanya belum ada yang mendapat persetujuan dari regulator negara lain di luar lokasi produksi dan uji klinisnya.

NIKKEI ASIA

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

17 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

17 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

18 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya