WHO Soroti Liburan dan Krisis Kesehatan Mental Akibat Covid-19
Reporter
Antara
Editor
Erwin Prima
Minggu, 20 Desember 2020 08:24 WIB
TEMPO.CO, Kopenhagen - Saat kasus infeksi Covid-19 terus bertambah di seluruh penjuru Eropa, etiket musim liburan dan meningkatnya krisis kesehatan mental menjadi dua isu penting dalam pernyataan pers yang disampaikan Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge pada Jumat, 18 Desember 2020.
Dengan menyoroti hampir 23 juta kasus infeksi dan lebih dari setengah juta kematian di Eropa akibat Covid-19 sepanjang tahun ini, direktur regional WHO itu meminta masyarakat di kawasan tersebut untuk tetap di rumah.
"Tetap ada perbedaan antara apa yang boleh Anda lakukan menurut pemerintah dan apa yang wajib Anda lakukan. Saat ini, tindakan yang paling aman adalah tetap di rumah," ujarnya.
Saat membahas dampak pandemi terhadap kondisi psikologis manusia saat ini, Kluge mengatakan krisis kesehatan mental yang terus meningkat tengah melanda kawasan Eropa.
"Mulai dari kecemasan terkait penularan virus, dampak psikologis dari karantina wilayah (lockdown) dan isolasi mandiri, sampai efek dari menganggur, kekhawatiran perihal keuangan, dan eksklusi sosial, dampak pandemi terhadap kesehatan mental bersifat jangka panjang dan sangat luas."
Menguraikan lebih lanjut tentang dampak psikologis pandemi yang menghancurkan, Kluge mengutip sejumlah survei nasional di kawasan tersebut yang mengungkap bahwa sepertiga atau lebih orang dewasa, satu dari dua anak muda (18-29 tahun), dan hingga 20 persen petugas medis sudah mengalami kecemasan dan depresi akibat pandemi.
Dengan lebih banyak orang diperkirakan akan mengalami tantangan berat terkait kesehatan mental dalam beberapa bulan mendatang, Kluge menyerukan adanya aksi di seluruh penjuru kawasan Eropa.
"Menyadari adanya krisis yang semakin parah, saya mengimbau adanya aksi kolektif untuk berinvestasi dalam layanan perawatan kesehatan mental yang lebih kuat, terutama layanan yang menyediakan perawatan bagi masyarakat atau memanfaatkan perawatan digital guna mengurangi hambatan dalam mendapatkan bantuan yang vital," tuturnya.
Pejabat WHO itu juga membuat pengakuan pribadi bahwa dirinya telah mengambil keputusan berat untuk menghabiskan masa liburan tanpa keluarganya agar tahun depan kami bisa berharap untuk berkumpul lagi.
"Harapan saya untuk 2021 adalah agar masing-masing dari kita, dan masyarakat kita, aman dan lebih sehat. Saat kita melihat kembali masa-masa yang belum pernah terjadi ini, saya harap kita semua merasa bahwa kita sudah beraksi dengan semangat kemanusiaan bersama demi melindungi mereka yang membutuhkan," ujarnya.
XINHUA | ANTARA