Fenomena Bintang Natal Malam Ini, Catat Arah dan Waktunya

Reporter

Tempo.co

Senin, 21 Desember 2020 13:40 WIB

Pemandangan yang menunjukkan bagaimana konjungsi Jupiter dan Saturnus akan muncul di teleskop yang mengarah ke ufuk barat pada pukul 6 sore CST, 21 Desember 2020. Kredit: Patrick Hartigan/Fox News

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa konjungsi agung, atau sebagian menyebutnya superkonjungsi, dua planet gas raksasa, Jupiter dan Saturnus, akan terlihat di langit barat, selepas matahari terbenam pada malam ini, Senin 21 Desember 2020. Ini adalah fenomena astronomi yang hanya terjadi hampir 20 tahun sekali di mana kedua planet akan tampak mesra karena saling berdekatan sehingga tampak seperti satu bintang yang bersinar terang.

Untuk malam ini bahkan digolongkan lebih langka lagi karena kedua planet bak 'terkunci dalam pelukan' sehingga tampak di depan mata telanjang sebagai satu obyek yang bersinar terang di langit. Info Astronomy.org menyebut konjungsi agung serupa ini baru akan terjadi empat abad lagi--berbeda dari Preston Dyches dari Laboratorium Propulsi Jet NASA yang mengatakan terjadi 60 tahun lagi atau 2080.

Karena bakal tampak tunggal di langit, sebagian media barat menyebutnya sebagai bintang natal karena terjadi menjelang hari raya umat Nasrani. Fenomena bermesraannya Jupiter dan Saturnus terlihat dari Bumi ini bahkan sempat diyakini yang menjadi Bintang Betlehem dalam kisah kitab suci, namun ini telah terbantahkan dalam diskusi astronomi sejak 1980-an.

Untuk bisa mengamatinya, tinggal mencari benda bersinar paling terang di langit barat atau barat daya selepas matahari terbenam mulai sekitar pukul 18.30 WIB. Pengamatan ke arah horizon rendah cukup dengan mata telanjang. Jika menggunakan teleskop akan terlihat kalau kedua planet sebenarnya berjarak satu sama lain.

Advertising
Advertising

Undangan dari LAPAN RI untuk menonton fenomena astronomi konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terjadi pada 21 Desember 2020. Foto: Instagram

Untuk dicatat, konjungsi memang hanya berlaku di pengamatan dengan mata telanjang dari Bumi. Jarak keduanya di langit terukur hanya 6 detik busur atau seperlima diameter Bulan purnama namun sesungguhnya di luar angkasa sana, itu setara 11,1 miliar kilometer.

Baca juga:
Fenomena Konjungsi Agung Ini Terjadi lagi Setelah Hampir 800 Tahun

Berdasarkan perkiraan cuaca Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG banyak wilayah di Indonesia mungkin untuk melakukan pengamatan fenomena astronomi ini. Di Ibu kota misalnya, disebutkan kalau wilayah Jakarta Selatan dan Timur akan cerah berawan. Sisanya berawan dan tidak ada hujan.

CNET

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

5 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

13 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya