Menristek Curhat Produk Inovasi Ventilator Ditolak di Dalam Negeri

Reporter

Tempo.co

Kamis, 24 Desember 2020 07:05 WIB

UI serahkan ventilator COVENT-20 ke BNPB. Kredit: ANTARA/humas UI

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkap penolakan yang pernah dialaminya saat menawarkan produk inovasi ventilator buatan dalam negeri. Jawaban yang diterima ketika menawarkannya kepada Kementerian Kesehatan maupun Satuan Tugas Penanganan Covid-19 adalah jumlah ventilator di rumah sakit sudah cukup.

"Tapi sekarang, ketika tambahan kasus Covid-19 menjadi lebih tinggi daripada saat kami meluncurkan ventilator, ternyata terbukti jumlah ventilator kurang," kata Menristek Bambang dalam Lokakarya Bakti Inovasi untuk Bali Kembali di Badung, Bali, Selasa 22 Desember 2020.

Baca juga:
5 Ventilator Inovasi Indonesia Kantongi Izin Edar

Jawaban lain yang diterimanya dalam penolakan itu adalah bahwa dokter di Indonesia masih belum berani menggunakan ventilator buatan dalam negeri. Produk impor masih dicari meski alat yang ditawarkannya sudah melalui pengujian dan terstandarisasi oleh kementerian kesehatan sendiri.

"Ya mungkin dia mikir jumlah kasusnya akan turun dan berpikir ngapain mengadakan ventilator lagi....itu yang salah," katanya di hadapan di antaranya Gubernur Bali I Wayan Koster.

Advertising
Advertising

Bambang, yang juga mantan Kepala Bappenas/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, menyayangkan keengganan yang masih besar di dalam negeri untuk memanfaatkan produk inovasi nasional. Dia menyebutkan, tidak ada rasa percaya dan kesediaan untuk menggunakan produk inovasi sendiri.

Padahal, dia meyakinkan, produk ventilator yang dihasilkan oleh sejumlah perguruan tinggi dan lembaga itu tidak kalah dengan produk impor. Para penelitinya juga telah bekerja keras karena sebelum pandemi, menurut Bambang, tidak ada produksi ventilator di dalam negeri.

Tapi, yang terjadi, yang di bayangkan banyak penggunanya masih alat-alat impor. Mereka disebutnya lebih memilih mencari produk dari luar negeri sementara kebutuhan ventilator dunia juga masih tinggi karena pandemi.

"Ngapain kita rebutan di luar kalau di Indonesia sudah bisa buat sendiri," katanya yang dalam acara itu juga membagikan sebagian produk inovasi nasional untuk digunakan di Provinsi Bali (Bakti Inovasi).

Baca juga:
Pandemi Covid-19, Menristek: Pesawat N219 dan Drone Tempur Superprioritas

Kemampuan produk inovasi nasional itu kembali mendapat penekanan dari Menristek Bambang Brodjonegoro saat berada di kampus Universitas Udayana, Rabu 23 Desember 2020. Sejumlah produk bahkan dinilainya lebih inovatif dan tidak ditemukannya di luar negeri. Dia menunjuk contoh GeNose, alat deteksi Covid-19 lewat buangan napas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Jadi intinya memang kalau mau produk inovasi indonesia lebih bermanfaat, ya orang Indonesia sendiri harus percaya dan memakai," kata menristek. "Tanpa itu ya ini hanya akan menjadi berita saja atau foto option, tidak menjadi sesuatu yang riil membantu masyarakat."

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

15 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya