GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD Dapat Izin Edar, Ini Kata Menristek

Senin, 28 Desember 2020 17:54 WIB

Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, saat wawancara daring, pada Rabu, 4 November 2020.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengapresiasi dua alat pendeteksi virus corona Covid-19, yaitu GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD. Menurutnya, keduanya termasuk dalam alat screening yang berbeda dan lebih baik dibandingkan yang sudah beredar.

“Kami bangga dapat mengenalkan dua alat inovasi anak bangsa ini. Ini termasuk alat screening, deteksi cepat, atau rapid test Covid-19,” ujar dia dalam konferensi pers virtual Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, Senin, 28 Desember 2020.

Baca:
Menristek Curhat Produk Inovasi Ventilator Ditolak di Dalam Negeri

Wakil Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menjelaskan, kedua alat tersebut sangat diperlukan untuk memperkuat sistem surveilans, yaitu tracing, testing, treatment (3T), dan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M). Karena, menurutnya, Indonesia memerlukan kemandirian dalam melakukan langkah tersebut, khususnya screening.

Bambang juga menjelaskan secara singkat masing-masing dari alat tersebut. Berikut detailnya:

Advertising
Advertising

1. GeNose

“GeNose atau kependekan dari Gadjah Maha Electronic Nose. Sesuai namanya jelas dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan mendeteksi Covid-19 melalui napas yang dihembuskan oleh pasien. Cara kerjanya invasif,” tutur Bambang.

Cara kerja GeNose adalah pasien cukup mengembuskan napas ke dalam plastik atau balon dengan meniupkannya. Napas tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam beberapa unit sensor yang sudah dipasang dan dioperasikan dengan pendekatan kecerdasan buatan (AI).

Kemudian, AI akan mendeteksi partikel spesifik pengidap Covid-19 yang dikeluarkan pasien. “Yang dideteksi bukan virusnya, tapi senyawa yang secara spesifik berbeda yang dikeluarkan orang pengidap Covid-19,” tutur Bambang yang juga seorang ekonom. “AI akan melakukan analisa dan memberikan hasil screening-nya.”

GeNose ini sudah mendapatkan izin edar pada 24 Desember 2020 dari Kementerian Kesehatan. Artinya, Bambang berujar, alat tersebut mulai saat ini bisa diproduksi massal dan didistribusikan untuk kepentingan masyarakat.

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu juga mengaku sudah mencoba GeNose beberapa waktu lalu dan hasilnya bisa keluar cepat, hanya 2,5 menit saja. “Ini tidak melebihin 5 menit,” ujar dia.

Intinya, Bambang menambahkan, GeNose bisa dianggap akurat, cepat dan buatan lokal. “Sekali lagi kami sangat apresiasi. Karena beda dengan kebanyakan rapid test, ini bukti hilirisasi inovasi alat kesehatan, karena ini yang dibutuhkan saat ini. Kita berharap ini bisa menghemat anggaran belanja. Mempercepat proses deteksi, dan membangun kepercayaan publik,” tutur Bambang.

2. Rapid Test Antigen CePAD

Sementara, Bambang menjelaskan Rapid Test Antigen CePAD ini merupakan garapan Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung. “Ini merupakan test kit antigen untuk menyaring dalam kegiatan 3T, menyaring siapa yang terinfeksi dan tidak, sehingga memutus rantai penyebaran. Alat ini sangat dibutuhkan untuk tempat mobilitas tinggi,” kata dia.

Rapid Test Antigen CePAD dapat mendeteksi keberadaan antigen virus melalui metode swab. Bambang juga sempat menjajalkan ketika dia berkunjung ke Bandung. Menurutnya, keberadaan alat ini bisa mengurangi impor alat tes antigen.

Bambang berujar, pengembangan alat tersebut berasal dari bahan lokal. Keunggulannya, kata dia, harganya lebih murah dari tes PCR, hasil cepat sekitar 15 menit, dan tingkat akurasi tinggi yang dilihat dari efektivitas dan sensivitias.

“Alat ini sudah direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan perhimpunan patologi klinis Indonesia. Sudah digunakan juga di beberapa rumah sakit, dan dilengkapi dengan Trace Portal CePAd,” tutur Bambang.

Rapid Test Antigen CePAD ini dibanderol seharga Rp 120 ribu per alat atau per satu kali tes. Bambang berharap keberadaan alat ini bisa membantu menekan kasus penularan melalui kegiatan survailens, dengan testing, dan sudah terkonek dengan sistem digital.

“Maka tracing bisa dilakukan, bisa dilengkapi dengan gelang untuk OTG, dan sudah diakui internasional. Ini akan memudahkan treatment dan perjalanan manusia karena sudah terkonek,” ujar Bambang.

Berita terkait

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

7 November 2023

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

NCCR kembali menyelenggarakan pemeringkatan Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT) 2023. Mantan Menristek Ungkap 3 Hal menuju Net Zero Emission.

Baca Selengkapnya

Rendang, Alat Tes Covid-19, hingga Voucer Belanja Disalurkan untuk Sumbangan Gempa Cianjur

27 November 2022

Rendang, Alat Tes Covid-19, hingga Voucer Belanja Disalurkan untuk Sumbangan Gempa Cianjur

Pemerintah Sumatera Barat mengirimkan 1,3 ton paket rendang untuk bantuan makanan kepada warga Cianjur

Baca Selengkapnya

Tren Covid-19 Yogya, Sultan HB X: Meningkat 10 Kali Lipat Kurang dari Sebulan

9 November 2022

Tren Covid-19 Yogya, Sultan HB X: Meningkat 10 Kali Lipat Kurang dari Sebulan

Mulai awal November ini penambahan kasus Covid-19 baru di Yogyakarta semakin sering di atas 100 kasus per harinya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Apa Kabar GeNose, Janji di Unila, Data Indihome

24 Agustus 2022

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Apa Kabar GeNose, Janji di Unila, Data Indihome

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 23 Agustus 2022, dipuncaki artikel perkembangan terkini alat GeNose dari UGM.

Baca Selengkapnya

GeNose UGM Disebut Diminati di Malaysia, Singapura, Jepang dan Kamboja

23 Agustus 2022

GeNose UGM Disebut Diminati di Malaysia, Singapura, Jepang dan Kamboja

Inventor GeNose membandingkan pengembangan alat dan teknologi yang digunakannya dengan Tesla.

Baca Selengkapnya

Covid-19: Publikasi Ilmiah GeNose Baru Terjadi Tahun Ini, Klaim Terdepan di Dunia

23 Agustus 2022

Covid-19: Publikasi Ilmiah GeNose Baru Terjadi Tahun Ini, Klaim Terdepan di Dunia

Publikasi ilmiah terjadi justru setelah GeNose banyak menuai keraguan karena tak mampu mencegah ledakan kasus baru Covid-19. Apa kata inventornya?

Baca Selengkapnya

Begini Nasib Alat GeNose UGM yang Harganya Sempat Capai Puluhan Juta

22 Agustus 2022

Begini Nasib Alat GeNose UGM yang Harganya Sempat Capai Puluhan Juta

Alat pendeteksi atau skrining virus Covid-19 berbasis embusan napas, GeNose, mulai dipertanyakan keberadaannya pasca pandemi mereda.

Baca Selengkapnya

54 Pasien Covid-19 Diisolasi di Graha Wisata TMII, Semua OTG

18 Februari 2022

54 Pasien Covid-19 Diisolasi di Graha Wisata TMII, Semua OTG

Pada Jumat pagi, tujuh pasien Covid-19 telah dipulangkan usai menjalani isolasi di Graha Wisata TMII.

Baca Selengkapnya

OTG Omicron Bisa Isolasi Mandiri di Rumah, Rumah Sakit: Gejala Minimalis

12 Januari 2022

OTG Omicron Bisa Isolasi Mandiri di Rumah, Rumah Sakit: Gejala Minimalis

Kekhawatiran terhadap varian Omicron karena penyebarannya yang tergolong cepat.

Baca Selengkapnya

UBreath, Alat Baru Deteksi Covid-19 dari Universitas Brawijaya

4 Januari 2022

UBreath, Alat Baru Deteksi Covid-19 dari Universitas Brawijaya

Mirip GeNose dari UGM, UBreath dari Universitas Brawijaya juga menampung embusan udara napas pada kantong khusus.

Baca Selengkapnya