Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Samsung Galaxy A12, GeNose, Bahaya Superspreader
Reporter
Tempo.co
Editor
Erwin Prima
Senin, 28 Desember 2020 22:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Samsung Galaxy A12 memasuki periode flash sale di Indonesia hari ini, Senin 28 Desember 2020, hingga dua hari ke depan. Perangkat ini telah diperkenalkan melengkapi jajaran Samsung Galaxy A untuk menggantikan Galaxy A11 sejak Maret lalu, lalu dirilis global 24 November, sebelum akhirnya diumumkan datang di Indonesia pada Kamis pekan lalu.
Berita terpopuler selanjutnya tentang salah satu pengembang alat pengendus virus corona Covid-19, GeNose, dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dian K. Nurputra, menerangkan setelah mendapatkan izin edar pada 24 Desember 2020, pihaknya mendapat banyak calon pembeli yang ingin memesan. Bahkan ada pemesan yang berasal dari luar negeri.
Selain itu, dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anna Rozaliyani, mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19 dalam klaster keluarga. Selama ini, masyarakat menganggap lingkup keluarga adalah yang paling aman dari penularan wabah penyakit menular yang sedang menciptakan pandemi tersebut.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Flash Sale Samsung Galaxy A12, Cek Harga dan Komparasi dengan A11
Samsung Galaxy A12 memasuki periode flash sale di Indonesia hari ini, Senin 28 Desember 2020, hingga dua hari ke depan. Perangkat ini telah diperkenalkan melengkapi jajaran Samsung Galaxy A untuk menggantikan Galaxy A11 sejak Maret lalu, lalu dirilis global 24 November, sebelum akhirnya diumumkan datang di Indonesia pada Kamis pekan lalu.
Dari harga normal Rp 2,499 juta untuk RAM 4 GB, dan Rp 2,799 juta untuk RAM 6 GB saat dirilis Kamis lalu, di periode flash sale akan ditawarkan harga spesial Rp 2,399 juta dan Rp 2,699 juta. “Dengan memori dan baterai besar, Galaxy A12 bisa membantu produktivitas kamu,” kata Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia Irfan Rinaldi, saat rilis.
Dia menunjuk kepada daya baterai 5.000 mAh dengan teknologi 15W Fast Charging, selain RAM hingga 6 GB dan memori 128 GB tersebut. Selain itu ada quad camera di belakang dengan sensor utama 48 MP dan kamera depan 8 MP, prosesor octa-core Mediatek Helio P35 yang diklaim mampu membuat aktivitas sehari-hari pengguna lebih lancar, serta fitur Secure Folder untuk lebih menjaga privasi dan teknologi keamanan berlapis Samsung Knox.
2. GeNose Dapat Izin Edar, UGM: Banyak yang Pesan, Hingga Perusahaan Singapura
Salah satu pengembang alat pengendus virus corona Covid-19, GeNose, dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dian K. Nurputra, menerangkan setelah mendapatkan izin edar pada 24 Desember 2020, pihaknya mendapat banyak calon pembeli yang ingin memesan. Bahkan ada pemesan yang berasal dari luar negeri.
“Setelah dapat izin itu, yang pesan cukup banyak. Hape saya dan Pak Kuwat (koleganya) tidak berhenti berdering. Dari luar negeri ada, dari salah satu perusahaan besar di Singapura,” ujar dia dalam konferensi pers virtual Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, Senin, 28 Desember 2020.
GeNose atau kependekan dari Gadjah Maha Electronic Nose merupakan alat pendeteksi Covid-19 melalui napas yang dihembuskan oleh pasien terduga terinfeksi virus. Alat ini dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa mendeteksi partikel spesifik pengidap Covid-19 yang dikeluarkan pasien.
3. Covid-19, Dokter Paru FKUI Peringatkan Bahaya Superspreader di Klaster Keluarga
Dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anna Rozaliyani, mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19 dalam klaster keluarga. Selama ini, masyarakat menganggap lingkup keluarga adalah yang paling aman dari penularan wabah penyakit menular yang sedang menciptakan pandemi tersebut.
Padahal, Anna menjelaskan, lingkungan keluarga juga masih memiliki risiko penularan Covid-19. Risiko dibawa oleh anggota keluarga yang masih bekerja atau berkegiatan di luar rumah dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar.
"Ketika orang menganggap keluarga adalah tempat yang paling aman, tapi tetap tidak steril dari kemungkinan virus masuk ke rumah karena masih ada anggota keluarga yang tertular kemudian kembali ke rumah," katanya.
Anna mengungkap itu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia tentang kesehatan lansia yang dilakukan secara daring, Minggu 27 Desember 2020. Dia mengingatkan setiap anggota keluarga yang berkegiatan di luar rumah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan benar agar tidak pulang dengan membawa virus.