Iran Siap Uji Klinis Vaksin Covid-19 Buatan Sendiri

Reporter

Terjemahan

Selasa, 29 Desember 2020 14:56 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Jakarta - Iran akan memulai uji klinis vaksin covid-19 buatannya sendiri di tengah kesulitan membeli vaksin impor dalam jumlah yang memadai. Iran menyatakan kalau sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, terkait kesepakatan proliferasi nuklir, telah memblokir aksesnya kepada vaksin dunia.

Vaksin produk lokal yang akan diuji klinis itu diproduksi Shifa Pharmed. Calon vaksin itu dinyatakan telah berhasil melewati uji pada hewan dan menuju uji terbatas pada manusia.

Baca juga:
Covid-19, Satu Orang Meninggal Setiap 7 Menit di Iran

Uji klinis tahap awal disebut akan melibatkan 56 relawan, sekalipun lebih dari 60 ribu orang diaku telah mendaftar. "Kira-kira selama sebulan," bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan Iran tentang durasi uji nanti.

Pada Senin, seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan masih ada tujuh calon vaksin lain yang sedang dikembangkan di negara itu. Mereka diharapkan sudah akan melangkah ke uji klinis akhir Februari 2021.

Advertising
Advertising

"Kami memiliki sejarah manufaktur vaksin dan lembaga medis," kata Menteri Kesehatan Saeed Namaki pada Minggu. "Kami akan buktikan...kalau vaksin lokal kami akan superior bagi banyak vaksin yang dibuat di dunia."

Iran telah berhasil menekan angka kematian Covid-19 hariannya hingga di bawah 120 pada pekan ini. Capaian itu setelah lebih dari tiga bulan Iran memaksakan lockdown di sebagian wilayahnya, memberlakukan jam malam, juga larangan bepergian antar kota.

Dengan hampir 55 ribu kematian dari 1,2 juta kasus infeksi, Iran memang sejauh ini menjadi negara terdampak terburuk di Timur Tengah karena pandemi Covid-19.
Pada Jumat pekan lalu, Gubernur Bank Sentral Iran mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk membeli 16,8 juta dosis vaksin dari COVAX, sebuah inisiatif global di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang bertujuan menjamin keadilan akses seluruh negara kepada vaksin.

Namun, sehari kemudian, Presiden Hassan Rouhani menyatakan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump--yang sudah dipastikan akan lengser karena kalah pemilu--terus untuk menciptakan penghalang bagi Iran. Rouhani lalu mengekspresikan kekhawatiran uang pembelian akan disita.

Itu terjadi meski pada awal bulan ini Dewan Kesehatan Iran telah berkirim surat kepada WHO. Pemerintahan Teheran mendesak organisasi itu untuk bertindak terhadap sanksi Amerika yang mencegah Iran dari pembelian vaksin Covid-19 tersebut.

Baca juga:
Begini Pangkalan Rudal Bawah Tanah Iran Tampak di Youtube

Pada Senin, Direktur Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, Karim Hemmati, mengatakan Iran sedang mencoba membeli satu juta dosis vaksin dari Cina yang diharapkan tiba sebulan ke depan. Dia juga mengatakan, seorang philanthropi telah berhasil mengamankan 150 ribu dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang akan segera tiba di Iran.

ALJAZEERA

Berita terkait

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

26 menit lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

5 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

6 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

12 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya