Kegempaan Berlipat, Erupsi Gunung Merapi Menguat ke Arah Eksplosif

Selasa, 29 Desember 2020 19:43 WIB

Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari kawasan Kalitalang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020. Kegempaan guguran tercatat sebanyak 44, fase banyak 265, vulkanik dangkal 56, tetonik satu dan hembusan 65. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengumumkan adanya sejumlah perubahan gejala mendasar Gunung Merapi pada Selasa, 29 Desember 2020.

Perubahan gejala itu mengindikasikan jenis erupsi yang akan dilakukan gunung api tersebut jika terjadi erupsi.

“Karena ada penambahan jumlah kegempaannya, probabilitas tertinggi Merapi saat ini menguat ke arah eksplosif (letusan),” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Selasa 29 Desember 2020.

Baca:
Suara Guguran Terdengar 5 Kali dari Gunung Merapi, Intensitas Sedang-Keras

Hanik merinci penilaian terakhir dilakukan pihaknya pada 28 Desember 2020 yang membandingkan tingkat probabilitas itu berdasar salah satunya jumlah kegempaan yang terjadi. Hasilnya, probabilitas tipe erupsi efusif sebesar 26 persen, eksplosif 28 persen dan kripto eksplosif 27 persen.

Data terakhir ini sudah berbeda dibanding saat status Merapi dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada 5 November 2020 lalu. Saat itu dari gejala yang muncul, perbandingan probabilitas erupsi ekplosif 51 persen dan efusif hanya 10 persen.

Advertising
Advertising

Padahal sepekan lalu, 21 Desember 2020, probabilitas erupsi Merapi juga kembali bergeser dengan giliran probabilitas terbesarnya menjadi efusif 31 persen.

BPPTKG membeberkan, meski aktivitas Merapi menurun, namun energi yang dihasilkan melalui kegempaan pada 2020 ini jumlahnya hampir 3 kali lipat dibanding erupsi 2010 silam.

Satu contoh, jika erupsi pada 26 Oktober 2010 silam energi yang dihasilkan sebesar 76 GJ dengan jumlah gempa VT-MP sebanyak 8.894, maka pada 22 Desember 2020 energi yang dikandung Merapi sudah sebesar 203 GJ dengan jumlah gempa berlipat menjadi 20.592.

Namun anehnya, meski sudah mengandung energi sebesar itu, sampai saat ini BPPTKG belum mendeteksi terbentuknya material atau kubah lava baru. Satu-satunya gejala di dalam kawah hanya perubahan morfologi pada dindingnya akibat terus berlangsungnya guguran lava lama 1948 dan 1888.

Selain itu rekahan yang terbentuk di puncak juga semakin melebar dan memanjang hingga 120 meter, pengangkatan permukaan kawah, dan guguran lava terus mengarah ke Kali Lamat, Gendol dan Senowo.

“Dari data–data itu, jika mengacu model krisis gunung api dunia, saat ini aktivitas erupsi Merapi yang terjadi masih dalam kategori berpotensi membahayakan penduduk,” ujarnya.

Sehingga, ujar Hanik, aktivitas Gunung Merapi ini tetap butuh perhatian pemerintah dan masyarakat untuk langkah pengamanan dan antisipasi guna mendapatkan zero victim atau tak ada korban jiwa.

“Sebab probabilitas erupsi Merapi masih tinggi dengan intensnya kegempaan, deformasi, dan juga perubahan morfologi di puncak dan kawah,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

10 jam lalu

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

Sumatera Barat membutuhkan sedikitnya 150 unit sabo dam untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dan banjir bandang dari lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

10 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

13 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

27 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

27 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

28 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

35 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

50 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

51 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

20 Maret 2024

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya