Anak 12 Tahun Gugat TikTok, Hakim Lindungi Identitasnya

Senin, 4 Januari 2021 13:00 WIB

Ilustrasi aplikasi TikTok (ANTARA/Arindra Meodia)

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal London, Inggris, memenangkan putusan sela dalam gugatannya melawan aplikasi video pendek populer TikTok. Anak itu menuduh TikTok melanggar aturan perlindungan data ketat Uni Eropa.

Penegasan anonimitasnya dilakukan oleh seorang hakim di London yang memberinya dorongan untuk melanjutkan gugatan tersebut. Anak itu akan diwakili oleh Anne Longfield, Komisaris Anak untuk Inggris.

Baca juga:
Gagal dengan Snapchat dan Facebook, Pesaing TikTok Ini Dibeli Reddit

Longfield meminta pengadilan untuk memberi anonimitas karena sangat penting mengingat anak itu bisa menghadapi intimidasi online langsung dari anak-anak lain atau pengguna aplikasi TikTok. “Dan reaksi negatif atau permusuhan dari pemberi pengaruh (influencer) media sosial jika identitasnya dipublikasikan,” ujar dia, Minggu 3 Januari 2021.

Dalam membuat keputusannya, Hakim Mark Warby mengatakan bahwa anak itu bermaksud untuk pergi ke pengadilan dengan menegaskan—benar atau salah—bahwa hak privasinya dan orang lain seperti dirinya telah dilanggar.

Advertising
Advertising

“Sehingga, jika tidak memberikan anak itu anonimitas, dapat berdampak mengerikan pada tuntutan anak-anak untuk membuktikan hak perlindungan data mereka,” kata Warby.

Saat ini belum ada informasi mengenai detail dari gugatan tersebut. Tapi, yang membuat kasus ini menarik adalah, menurut syarat dan ketentuan TikTok, 13 tahun adalah usia minimum untuk menggunakan aplikasi asal Cina itu.

Ada versi TikTok di mana penggunanya berusia di bawah 13 tahun. Mereka dapat membuat video tapi tidak dapat mengunggahnya. Mereka hanya bisa melihat video yang dianggap sesuai untuk usia anak-anak.

Tiktok sering mendapat sorotan oleh pengawas Eropa terutama pada aspek pengumpulan data pribadi anak-anak oleh aplikasi. Bahkan, lembaga perlindungan data peribadi setempat pada Juni lalu membentuk satuan tugas di tengah rencana koordinasi penyelidikan atas pemrosesan dan praktik TikTok.

Dalam sebuah pernyataan, TikTok mengatakan, privasi dan keamanan adalah prioritas utamanya. Aplikasi besutan ByteDance itu juga mengaku memiliki kebijakan, proses, dan teknologi yang kuat untuk melindungi semua pengguna, khususnya yang lebih muda pada khususnya.

Di Amerika Serikat, penggunaan TikTok sempat mengalami beberapa maslaah. ByteDance diminta untuk menjual bisnis yang ada di Negeri Paman Sam itu ke perusahaan Amerika karena masalah privasi atau menghadapi larangan langsung.

Baca juga:
Instagram di Inggris Larang Iklan Terselubung para Influencer

Meskipun mengalami kesulitan, aplikasi ini tetap menjadi salah satu aplikasi paling populer. Pada akhir 2020, TikTok telah diunduh lebih dari dua juta kali di App Store dan Google Play Store dengan lebih dari 800 juta pengguna aktif.

GIZMOCHINA | BLOOMBERG

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

9 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

10 jam lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

11 jam lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

22 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

2 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya