Jejak Harimau Dilacak di Aceh Timur, Langkat, dan Tulungagung di Awal Pekan Ini

Reporter

Antara

Rabu, 13 Januari 2021 19:03 WIB

Harimau Sumatera liar (Panthera tigris sumatrae) berada dalam kandang saat proses evakuasi di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, Rabu, 23 Desember 2020. Harimau Sumatera liar yang masuk kedalam perangkap tersebut selanjutnya dibawa ke Conservation Response Units (CRU) Trumon Kabupaten Aceh Selatan untuk observasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Banda Aceh - Penanganan kehadiran harimau sedang dilakukan di sejumlah lokasi di Sumatera dan Jawa. Pertama, di Aceh di mana harimau dilaporkan telah memangsa sejumlah ternak sapi milik masyarakat setempat.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, mengatakan tim dari Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh bersama mitra sudah berada di lokasi. "Untuk memastikan benar tidaknya gangguan oleh satwa dilindungi tersebut," katanya di Banda Aceh, Rabu 13 Januari 2021.

Sebelumnya, laporan datang dari Desa Punti, Kecamatan Ranto Payong, Kecamatan Ranto Perlak, Aceh Timur. Kemudian, ada lagi laporan sapi warga di Desa Julok Rayeuk, Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur, juga dimangsa harimau.
Agus Arianto belum bisa memastikan apakah kejadian di dua kecamatan itu melibatkan harimau yang sama atau berbeda. "Tim masih di lokasi buat melacak," kata Agus.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamaruzzaman menambahkan pelacakan di lapangan dipersulit kondisi cuaca hujan.Hujan menyebabkan kemungkinan jejak harimau terhapus.

Di Sumatera Utara, BKSDA daerah setempat juga menggelar patroli di Dusun Aras Napal, Desa Bukit Mas, Kabupaten Langkat, untuk tujuan yang sama: pelacakan harimau liar yang dilaporkan menyerang ternak warga. Di awal pekan ini mereka baru menemukan jejak yang tidak utuh di tanah bercampur serasah.

Advertising
Advertising

Di daerah ini, harimau dilaporkan telah memangsa lima ekor lembu di areal kebun kelapa sawit di desa di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. "Jejak yang terdiri cetakan tiga jari ini terletak di utara jaringan jalan, menghadap ke luar dari hutan. Saat ini tim telah memasang kamera trap di lokasi," ujar Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi di Medan, Senin 11 Januari 2021.

Tak hanya Harimau Sumatera, penampakan harimau Jawa juga membuat heboh di pinggiran hutan pinus yang berada tepat di kaki lereng Gunung Wilis, Tulungagung, Jawa Timur, Senin lalu. BKSDA memasang sedikitnya tiga unit "camera trap" yang dilengkapi fitur sensor gerak di sejumlah titik lokasi yang sempat terdeteksi keberadaan satwa liar diduga harimau tersebut.

<!--more-->

"Rencananya ada tujuh unit 'camera trap' yang dipasang," kata Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) BKSDA Blitar Joko Dwiyono menyebut lokasi pemasangan 'camera trap' di dalam Hutan Watugondong dan Tumpak Pencit, Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Pemasangan kamera diharapkan bisa memastikan jenis harimau yang sudah beberapa kali menampakkan diri di pinggiran hutan setempat, baik di hutan wilayah Desa Nyawangan maupun Desa Nglurup yang bersebelahan lokasinya sekitar lereng Gunung Wilis.

Menurut Joko, kamera penjebak itu dipasang terus hingga tiga bulan ke depan. Pihaknya akan rutin melakukan pemeriksaan rekaman kamera tiap seminggu sekali, dengan bantuan pengawasan warga sekitar hutan atau anggota LMDH.

Sejauh ini, petugas baru menemukan jejak kaki, namun kondisinya sudah buruk, sehingga sulit untuk menentukan jenis harimau yang dijumpai warga. Joko maupun tim BKSDA yang terlibat dalam pemasangan kamera sensor gerak belum berani menyimpulkan bahwa binatang besar yang dijumpai warga sekitar hutan adalah spesies harimau, baik jenis tutul apalagi jenis Harimau Jawa yang dinyatakan sudah punah sejak 1970-an.

"Tanpa ada bukti otentik visual yang bisa dianalisa (orisinalitas), kami belum berani mengatakan apakah binatang yang dilihat warga ini benar harimau atau lainnya. Nantilah kalau dari pemasangan kamera ini ada hasilnya (mendapat gambar satwa liar itu)," kata Joko.

Sebagai catatan, di wilayah Sendang yang berada di lereng Gunung Wilis, masih ada beberapa lokasi yang wilayah hutannya masih alami. Di hutan ini diperkirakan masih ada sisa-sisa harimau beserta hewan buruannya.

Joko meminta masyarakat yang beraktivitas di sekitar lereng Gunung Wilis, khususnya di wilayah hutan Desa Nyawangan dan Nglurup, Kecamatan Sendang tetap berhati-hati, terutama saat beraktivitas di dekat hutan. "Tetap waspada dan tidak lengah," katanya.

Sebelumnya, beberapa warga di Kecamatan Sendang melaporkan adanya dua kali penampakan harimau dalam sebulan terakhir. Laporan pertama terjadi sebulan lalu oleh seorang warga Desa Nglurup saat menyadap karet. Laporan kedua beberapa warga juga melihat harimau. Bahkan laporan kedua menyebut harimau mendekati pemukiman warga.

Berita terkait

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

12 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

18 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

23 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

30 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

35 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

35 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

36 hari lalu

Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

Empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini berhasil membuktikan adanya tanda-tanda jejak kehidupan harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

37 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

42 hari lalu

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.

Baca Selengkapnya

Kejar Harimau yang Terkam 3 Warga, Jakarta Kirim Tim Pemburu dan Penembak Bius ke Lampung

46 hari lalu

Kejar Harimau yang Terkam 3 Warga, Jakarta Kirim Tim Pemburu dan Penembak Bius ke Lampung

Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkap perkiraan harimau yang berkeliaran di luar zona inti TNBBS itu berusia remaja atau 5-6 tahun.

Baca Selengkapnya