Robot Bawah Laut BPPT Temukan Lokasi Diduga Kokpit dan Ekor Sriwijaya Air

Reporter

Antara

Kamis, 14 Januari 2021 21:56 WIB

Sejumlah anggota Dislambair TNI AL melakukan operasi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa 12 Januari 2021. Dislambair Koarmada II adalah satuan khusus penyelaman TNI AL di bawah Komando Armada II yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyelaman dan penyelamatan bawah permukaan air. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Riset Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menemukan lokasi diduga kokpit dan ekor pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Penemuan ini didapat di antara pencarian alat perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder, CVR) yang menjadi bagian dari black box pesawat tersebut.

"Pencarian CVR terus dilakukan menggunakan robot bawah laut atau ROV sejak Rabu malam hingga Kamis dinihari pukul 02.00 WIB," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Kamis 14 Januari 2021.

ROV dilengkapi dengan Ultra Short Baseline (USBL) yang dapat menunjukkan posisi koordinat, sehingga lintasan dan setiap potongan benda yang ditemukan di dasar laut juga dapat ditentukan posisinya. Hingga dinihari tadi, robot itu berhasil menemukan 34 titik potongan pesawat dalam radius 53 meter persegi.

Potongan terjauh berjarak 53 meter dari titik alat rekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) ditemukan. BPPT, kata Hammam, sudah berkoordinasi dengan KNKT, dan selanjutnya data 34 titik diteruskan kepada tim penyelam untuk melakukan penyisiran secara detail.

"Prioritas pada dua titik yang diduga bagian ekor dan kokpit pesawat," ujar Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho.

Melalui monitor ruang kendali ROV di kapal Baruna Jaya IV, diduga bagian kokpit tersebut adalah throttle. Sedang sebuah bagian besar diduga kuat merupakan ekor pesawat, dimana CVR dan FDR berada. Dalam kasus Lion Air PK LQP di perairan Karawang pada 2018, Djoko menuturkan, "FDR dengan CVR ditemukan dengan jarak kurang lebih 80 meter."

Advertising
Advertising

Baca juga:
Drone Cina Menyusup ke Laut Indonesia? Ini Kata Insinyur Drone Tempur BPPT

Tim ahli perekayasa di Kapal Baruna Jaya IV lalu membuat area penyisiran 200x200 meter persegi dan kemudian membuat kotak grid 20x20 meter persegi, di mana titik pusat dari area tersebut adalah koordinat ditemukannya black box FDR. Penyisiran dilakukan dari tengah.

Berita terkait

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

1 hari lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

2 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

4 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

5 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

5 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

16 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

Grup Lion Air batalkan 27 penerbangan dari dan ke Manado imbas Bandara Sam Ratulangi masih ditutup karena erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

17 hari lalu

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

17 hari lalu

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

Apakah MK akan membenarkan adanya politisasi bantuan sosial (bansos) dalam putusan sidang sengketa Pilpres 2024?

Baca Selengkapnya