Efikasi vs Efektivitas Vaksin Covid-19, Ini yang Perlu Diketahui

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Minggu, 24 Januari 2021 14:47 WIB

Sejumlah calon penerima vaksin dicek kesiapannya sebelum mengikuti vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat 22 Januari 2021. Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet Kemayoran menjalani vaksinasi COVID-19 secara bertahap dan ditargetkan selesai pada dua hingga tiga pekan ke depan. ANTARA FOTO/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengumumkan efikasi atau tingkat kemanjuran atau khasiat vaksin Covid-19 Sinovac yang diuji klinis di Bandung, Jawa Barat. Efikasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac Biotech dari Cina tersebut dinyatakan sebesar 65,3 persen.

Baca:
Moderna Selidiki Kemungkinan Reaksi Alergi Vaksin Covid-19

Yella Hewings-Martin, Ph.D dari University College London menjelaskan bahwa efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 adalah persentase penurunan suatu penyakit pada sekelompok orang yang menerima vaksinasi dalam uji klinis. Ini berbeda dari efektivitas vaksin Covid-19, yang mengukur seberapa baik vaksin bekerja ketika diberikan kepada orang-orang di komunitas di luar uji klinis.

Semua vaksin baru menjalani uji klinis untuk menguji seberapa baik kerjanya. Pengembang calon vaksin biasanya menentukan tujuan utama uji coba mereka dalam protokol studi uji klinis.

Sasaran ini disebut titik akhir primer. Untuk banyak vaksin Covid-19 eksperimental yang saat ini sedang dikembangkan, titik akhir utamanya berfokus pada pencegahan kasus baru gejala Covid-19.

Ilmuwan dapat menghitung seberapa baik kandidat vaksin bekerja dengan melihat perbedaan kasus baru penyakit antara kelompok yang menerima plasebo dan kelompok yang menerima vaksin eksperimental.

Advertising
Advertising

Ini disebut kemanjuran vaksin. Misalnya, Pfizer/BioNTech melaporkan kemanjuran 95 persen untuk vaksin Covid-19. Ini berarti 95 persen penurunan kasus baru penyakit pada kelompok vaksin dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Efikasi vs Efektivitas

Relawan yang ikut serta dalam uji klinis vaksin sering menjalani pemantauan ketat. Tim uji coba biasanya mengetahui kesehatan umum peserta dan kondisi kesehatan apa pun yang relevan.

Peserta biasanya melaporkan efek samping apa pun dan dapat mengisi buku harian pemantauan gejala harian.

Banyak uji klinis memiliki kriteria eksklusi seperti kehamilan, kondisi kesehatan tertentu, dan usia. Percobaan yang melibatkan vaksin eksperimental jarang melibatkan anak-anak atau manula sampai para ilmuwan mengumpulkan sejumlah besar data keamanan untuk melindungi kelompok-kelompok ini dari potensi bahaya.

Kemanjuran vaksin hanya memberikan informasi tentang seberapa baik suatu vaksin bekerja dalam kondisi uji klinis. Para ilmuwan biasanya mendasarkannya pada faktor-faktor yang dapat mereka ukur, seperti jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium.

Tetapi kondisi ideal sebuah uji klinis tidak selalu mencerminkan apa yang terjadi di dunia nyata di luar uji klinis.

Efektivitas vaksin memberi tahu kita seberapa baik vaksin bekerja dalam kondisi dunia nyata begitu orang di luar uji klinis menerima vaksin.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja vaksin di luar uji klinis. Salah satunya adalah kesehatan mereka yang menerima vaksin. Kondisi kesehatan yang mendasari dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.

Faktor lainnya adalah bagaimana patogen penyebab penyakit berubah seiring waktu. Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah mikroorganisme parasit.

Virus penyebab flu rentan terhadap mutasi yang membuat vaksin menjadi kurang efektif. Pengembang vaksin memperbarui vaksinasi flu setiap tahun untuk mencoba mencapai kecocokan yang baik dengan jenis flu musiman yang paling umum.

Mengapa Efikasi dan Efektivitas Penting?

Sangat sedikit vaksin yang 100 persen efektif. Tetapi banyak vaksin rutin memiliki tingkat efektivitas yang sangat tinggi.

Misalnya, vaksin MMR efektif hingga 97 persen melawan campak dan 88 persen efektif melawan gondongan, dan sekitar 97 persen efektif melawan rubella. Vaksinasi flu tahunan memiliki efektivitas 40–60 persen.

Beberapa orang mungkin tidak mengembangkan perlindungan penuh meskipun telah menerima vaksin. Orang lain tidak bisa mendapatkan vaksin tertentu. Bisa jadi karena mereka alergi terhadap komponen dalam vaksin atau karena masalah kesehatan lain, seperti minum obat penekan kekebalan.

Sementara efektivitas vaksin dapat memberi tahu para ilmuwan seberapa besar hal itu dapat mengurangi kasus baru pada mereka yang memiliki vaksin, para ilmuwan juga dapat menggunakan ini untuk mengetahui berapa banyak orang yang perlu memiliki vaksin untuk mencapai kekebalan kelompok.

Kekebalan kelompok berarti cukup banyak orang yang terlindungi dari penyakit untuk memperlambat atau menghentikan penyebaran patogen. Ini berarti bahwa orang yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19 atau tidak bisa mendapatkan vaksin menerima perlindungan tidak langsung.

Sumber: MEDICAL NEWS TODAY

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

13 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

1 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

3 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

9 hari lalu

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

Pegadaian bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai Kementerian BUMN dan BUMN grup untuk menjadi relawan pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Relawan Bakti BUMN Batch V.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia : Israel Akhirnya Buka Pintu Perbatasan ke Utara Gaza setelah Dibentak Amerika Serikat

23 hari lalu

Top 3 Dunia : Israel Akhirnya Buka Pintu Perbatasan ke Utara Gaza setelah Dibentak Amerika Serikat

Top 3 dunia, Israel ketar-ketir setelah Amerika Serikat mengancam akan mengubah kebijakannya jika bantuan tak diizinkan masuk ke utara Gaza

Baca Selengkapnya

Australia Bekerja Sama dengan Israel untuk Investigasi Serangan Udara yang Tewaskan Relawan Kemanusiaan

23 hari lalu

Australia Bekerja Sama dengan Israel untuk Investigasi Serangan Udara yang Tewaskan Relawan Kemanusiaan

Australia akan menunjuk penasihat khusus untuk bekerja sama dengan Israel dalam investigasi insiden di Gaza yang menewaskan tujuh relawan kemanusiaan.

Baca Selengkapnya

Antonio Guterres Minta Ada Investigasi atas Total 196 Relawan Dibunuh di Gaza

23 hari lalu

Antonio Guterres Minta Ada Investigasi atas Total 196 Relawan Dibunuh di Gaza

Antonio Guterres menyerukan investigasi independen terhadap dibunuhnya ratusan pekerja kemanusiaan di Gaza.

Baca Selengkapnya