Vaksin Johnson & Johnson 66 Persen Efektif Cegah Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 30 Januari 2021 23:23 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Washington - Kandidat vaksin Covid-19 Johnson & Johnson secara keseluruhan memiliki efektivitas 66 persen dalam mencegah Covid-19 tingkat sedang hingga parah, 28 hari setelah vaksinasi, demikian diumumkan perusahaan tersebut pada Jumat, 29 Januari 2021.

Baca:
Berita Terkini Vaksinasi Covid-19, Negara Miskin Baru Bagikan 55 Dosis

Hasil itu didasarkan pada studi ENSEMBLE Tahap 3 yang melibatkan hampir 44.000 partisipan. Studi tersebut, yang dirancang untuk mengevaluasi keefektifan dan keamanan kandidat vaksin dalam melindungi kasus Covid-19 sedang hingga parah, dilakukan di Amerika Serikat (AS), Amerika Latin dan Afrika Selatan.

Tingkat perlindungan terhadap infeksi Covid-19 sedang hingga parah tercatat sebesar 72 persen di AS, 66 persen di Amerika Latin dan 57 persen di Afrika Selatan, 28 hari pascavaksinasi, menurut perusahaan tersebut.

Perusahaan itu mengungkapkan pihaknya akan mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk otorisasi penggunaan darurat guna mendistribusikan vaksin tersebut.

Kandidat vaksin itu 85 persen efektif dalam mencegah penyakit parah di semua wilayah yang diteliti, 28 hari setelah vaksinasi diberikan kepada seluruh orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih, papar perusahaan tersebut. Efektivitas terhadap penyakit parah meningkat seiring waktu tanpa adanya laporan kasus pada partisipan yang divaksinasi setelah hari ke-49.

Advertising
Advertising

"Hasil-hasil luar biasa yang ditunjukkan oleh kandidat vaksin Covid-19 suntikan tunggal ini mewakili momen yang menjanjikan. Potensi untuk secara signifikan mengurangi beban penyakit parah, dengan menyediakan vaksin yang efektif dan dapat ditoleransi dengan baik hanya dengan satu imunisasi, merupakan komponen penting dari respons kesehatan masyarakat global," ujar Paul Stoffels, Wakil Kepala Komite Eksekutif sekaligus Chief Scientific Officer di Johnson & Johnson.

Hasil studi ENSEMBLE itu meliputi keefektifan terhadap galur (strain) baru coronavirus, termasuk beberapa varian sangat menular yang terdeteksi di AS, Amerika Latin dan Afrika Selatan, ungkap perusahaan tersebut.

Pada Desember lalu, FDA memberikan otorisasi terhadap dua vaksin Covid-19 untuk penggunaan darurat di AS, satu dikembangkan oleh produsen obat AS Moderna, sementara yang lainnya dikembangkan oleh produsen obat AS lainnya, Pfizer, dalam kemitraan dengan perusahaan Jerman BioNTech.

Berbeda dengan vaksin dari Moderna dan Pfizer yang memerlukan dua suntikan dengan jeda pemberian beberapa pekan, vaksin Johnson & Johnson diberikan sebagai suntikan tunggal. Selain itu, vaksin Johnson & Johnson tidak memerlukan penyimpanan ultradingin.

Hingga Jumat sore, AS telah mencatat lebih dari 25,86 juta kasus Covid-19 dengan lebih dari 435.000 kematian, menurut data real-time yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

4 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya