2 dari 10 Orang di Asia Tenggara Berbagi Berita di Media Sosial Tanpa Verifikasi

Senin, 1 Februari 2021 16:50 WIB

Ilustrasi Media Sosial (Medsos).

TEMPO.CO, Jakarta - Survei perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan bahwa mayoritas (76 persen) pengguna internet di Asia Tenggara mendapatkan update berita dari platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. Persentase ini lebih tinggi untuk Gen Z di 83 persen, diikuti oleh Milenial di 81 persen, Baby Boomers 70 persen, dan Gen X di 62 persen.

Baca:
Batas Usia Miliki Akun Media Sosial, Pemerintah Usul 17 Tahun

Namun, ini bukan berarti platform terkait mempublikasikan informasi yang sepenuhnya terpercaya. Karena disinformasi online tetap menjadi perhatian. Dalam survei yang dilakukan November 2020 lalu mengungkap hampir 2 dari 10 (18 persen) responden mengaku berbagi berita sebelum memverifikasi kebenarannya.

Sementara Gen Z (28 persen), diikuti oleh Gen X (21 persen), dan Boomers (19 persen). Sementara milenial mencatatkan rekor terendah dalam aspek ini yaitu 16 persen.

Beverly Leow, psikolog di Mind What Matters, alasan rendahnya tingkat verifikasi saat berbagi berita secara online. Dia mengaitkan dengan teori presentasi diri, di mana individu ingin melindungi dirinya sendiri dengan cara tertentu.

Advertising
Advertising

“Oleh karena itu, ketika pengguna berbagi informasi tanpa menimbang kebenarannya, kemungkinan besar mereka termotivasi oleh prospek untuk menampilkan diri sebagai netizen dengan informasi terkini dan berpengetahuan luas,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Februari 2021.

Menurut Leow, media sosial menghadirkan berbagai jenis narasi kepada penggunanya. Terkadang, kata Leow, insiden atau peristiwa tertentu mungkin memiliki beberapa narasi atau versi yang saling bertentangan, dan memverifikasi kebenaran masalah.

“Atau validitas informasi yang disajikan mungkin lebih memakan waktu dan membutuhkan lebih banyak upaya daripada menekan tombol ‘bagikan’ atau ‘mengirim kembali’,” tutur Leow.

Studi ini, dengan sampel 1.240 responden dan 831 di antaranya dari Asia Tenggara, juga mendapati bahwa hanya 5 dari 10 responden di semua generasi yang menyatakan bahwa mereka membaca artikel lengkap sebelum membagikannya di akun personal.

General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong menjelaskan pengguna internet Asia Tenggara diperkirakan mencapai 400 juta, dan tambahan 40 juta orang yang merupakan pengguna internet pertama kali pada tahun 2020. “Wilayah ini juga dikenal sebagai salah satu pengguna media sosial yang paling aktif,” ujar Tiong.

Tiong memberikan fakta bahwa berdasarkan survei yang dilakukan, yaitu 36 persen pengguna di Asia Tenggara menghabiskan 1-2 jam lebih banyak pada platform online ini setelah isolasi. Sementara 28 persen menambahkan 2-4 jam, dan sekitar 17 persen dengan 4-6 jam lebih dihabiskan untuk bersosialisasi online.

Menurut Tiong, dari perspektif keamanan siber, informasi palsu adalah bentuk rekayasa sosial dalam skala lebih besar yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk secara efektif dan mudah menargetkan orang dan organisasi.

“Tahun 2020 dapat terlihat dari menjamurnya email phishing, penipuan, dan domain palsu yang memanfaatkan topik Covid-19 dan bahkan sekarang, vaksin,” kata dia.

Namun, kesadaran tentang disinformasi online menunjukkan tanda-tanda perubahan di wilayah Asia Tenggara. Angkanya 6 dari 10 responden dari semua generasi mengatakan bahwa mereka memeriksa sumber informasi atau berita yang beredar di media sosial sebelum mengklik ‘Bagikan’.

Para Boomer juga memimpin (41 persen) sebagai kelompok yang menentang ketika teman atau anggota keluarga membagikan berita palsu, berdasarkan penilaian mereka. Kemudian diikuti oleh Milenial (27 persen) dan Gen X (23 persen). Gen Z tampak lebih menghindari konfrontasi dengan berada di persentase 19 persen.

Selain itu, pemblokiran (blocking) menjadi cara lain pengguna di Asia Tenggara untuk melindungi diri dari risiko kesalahan informasi. Lebih dari seperempat responden mengaku memblokir kontak yang membagikan artikel yang menurut mereka tidak akurat.

Persentase pemblokiran teman online di media sosial ini paling tinggi dilakukan oleh Gen Z sebesar 46 persen, diikuti oleh Boomers, Milenial, dan Gen X dengan masing-masing sebesar 33 persen, 32 persen, dan 30 persen.

Berita terkait

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

6 jam lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

10 jam lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

11 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

1 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

2 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

2 hari lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

3 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

7 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya