Kecepatan Pertumbuhan Kubah Lava Gunung Merapi Tiba-tiba Menurun Drastis

Senin, 1 Februari 2021 20:34 WIB

Guguran lava dari puncak Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu, 20 Januari 2021. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat pada periode pengamatan 20 Januari pada pukul 00.00-06.00 WIB telah terjadi tiga kali awan panas guguran Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter dan teramati 47 kali guguran lava pijar. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menemukan awal pekan ini kecepatan laju pertumbuhan Gunung Merapi terus menurun drastis pasca rentetan aktivitas tinggi pekan lalu.

Baca:
Rentetan Awan Panas Potong Kubah Lava Gunung Merapi

Jika sebelumnya kecepatan pertumbuhan kubah lava masih di angka rata-rata 8.000 m3 per hari, saat ini kecepatan pertumbuhan kubah itu hanya tersisa sekitar separuhnya.

"Pasca-kejadian rentetan awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 saat ini hanya tercatat sebesar 4.000-5.000 m3 per hari," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Senin, 1 Februari 2021.

Hanik menuturkan bahwa laju pertumbuhan kubah lava Merapi ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yang sebesar 20.000 m3 per hari.

BPPTKG pun masih memantau, jika aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang berada di lava 1997 volumenya juga terus berkurang.

Advertising
Advertising

Jika volume kubah itu awalnya mencapai 157.000 m3 pada 25 Januari 2021, namun pada 28 Januari 2021, volume kubah lava menjadi sebesar 62.000 m3 atau berkurang sebanyak 82.000 m3 akibat aktivitas guguran dan awan panas pekan lalu.

Meski kecepatan melambat dan volume kubah berkurang, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya atas erupsi Merapi saat ini. Status gunung itu juga belum diturunkan dan masih bertahan di level Siaga.

"Potensi bahaya Merapi saat ini belum berubah, masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih sejauh maksimal 5 kilometer," kata Hanik.

Pada Senin misalnya, masih teramati guguran lava dua kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke hulu Kali Krasak dan Boyong.

Letusan eksplosif Merapi juga disebut masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.

Gunung Merapi sendiri dinyatakan telah memasuki masa erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Erupsi ini disebut erupsi efusif yaitu erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran lava, dan awan panas guguran.

Pada tanggal 27 Januari 2021 terjadi 52 kali awan panas guguran yang meluncur ke arah barat daya, yaitu di hulu Kali Krasak dan Boyong. Hingga saat ini, awan panas guguran Gunung Merapi telah terjadi sebanyak 96 kali dengan jarak luncur terjauh 3,5 km.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

1 hari lalu

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

Erupsi di Gunung Ruang masih berdampak pada terputusnya akses lalu lintas di tujuh bandar udara terdekat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Evakuasi 9 Ribu Warga Imbas Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Pemerintah Akan Evakuasi 9 Ribu Warga Imbas Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengevakuasi 9.083 warga yang berada di Pulau Tagulandang dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

4 hari lalu

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

Gunung Ruang kembali erupsi. Operasional Bandara Sam Ratulangi kembali ditutup hari ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

4 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

4 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Ruang Turun, Warga Dilarang Memasuki Kampung Pumpente dan Laingpatehi

8 hari lalu

Status Gunung Ruang Turun, Warga Dilarang Memasuki Kampung Pumpente dan Laingpatehi

Kampung Pumpente dan Laingpatehi masuk dalam radius kawasan rawan bencana di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya