Korea Selatan Didesak Hati-hati Pakai Vaksin AstraZeneca untuk Lansia
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Senin, 8 Februari 2021 17:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Panel penasihat Korea Selatan telah mendesak kehati-hatian atas penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk orang yang berusia di atas 65 tahun. Negara itu telah menyiapkan vaksin untuk mereka yang berusia lebih dari 18 tahun seperti yang direkomendasikan Eropa.
Baca:
Pandemi Virus Corona Berlangsung 7 Tahun Lagi dengan Tingkat Vaksinasi Saat Ini
“Tetapi, kami menyarankan agar berhati-hati jika memutuskan untuk menyuntik mereka yang berusia di atas 65 tahun, karena belum ada data yang cukup dikumpulkan,” kata direktur jenderal badan evaluasi keselamatan nasional, Lee Dong-hee, seperti dikutip Reuters, 5 Februari 2021.
Nasihat itu muncul setelah adanya berita bahwa beberapa negara Eropa berencana untuk membatasi vaksin untuk orang yang lebih muda, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukannya, karena tidak cukup data tentang kemanjurannya pada orang tua.
Korea Selatan berharap untuk menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca paling cepat bulan ini. Hal ini sebagai bagian dari kesepakatan pembelian dua arah untuk 20 juta dosis.
Namun, AstraZeneca dan kepala uji klinis untuk vaksin mengatakan vaksin garapannya memicu respons kekebalan yang baik pada orang tua. AstraZeneca meminta persetujuan penggunaan darurat pada 4 Januari untuk Korea Selatan, yang bertujuan untuk memberikannya dalam waktu 40 hari.
Korea Selatan menargetkan ingin menyuntik sekitar 10 juta orang berisiko tinggi pada Juli, dengan target kekebalan kawanan pada November 2021.
Negara yang dipimpin Presiden Moon Jae-in itu diperkirakan akan menerima 117.000 dosis vaksin Covid-19 Pfizer bulan ini melalui skema berbagi vaksin global COVAX bersama dengan hampir 2,6 juta dosis suntikan AstraZeneca pada paruh pertama tahun 2021.
Selain itu, AstraZeneca juga mengungkapkan bahwa studi terbaru menunjukkan vaksin mereka hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan. Adapun perlindungannya terbatas pada gejala-gejala ringan saja. Walau begitu, itu masih dari data awal.
Data itu berasal dari studi yang digelar University of the Witwatersrand dan University of Oxford. Dengan temuan baru itu, maka efikasi vaksin Covid-19 dari AstraZeneca bisa dikatakan menurun.
"Dari uji fase 1 dan 2, data awal menunjukkan efikasi terbatas pada gejala ringan dari varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan, B.1.351," ujar AstraZeneca dalam keterangan persnya, Ahad, 7 Februari 2021.
AstraZeneca menegaskan bahwa mereka akan mengkaji lebih lanjut data-data vaksin Covid-19 mereka. Selain itu, mereka juga ingin memastikan apakah efikasi serupa berlaku juga untuk gejala-gejala berat yang ditimbulkan varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan.
REUTERS